Saturday, October 21, 2017

Tarumanegara_Kerajaan Hindu di Tanah Sunda

Dilihat dari lokasi penemuan prasasti, dapat diperkirakan bahwa kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat yaitu daerah Bogor (sungai Citarum- sungai Cisadane). Daerah kekuasaannya meliputi daerah Banten – Jakarta sampai perbatasan Cirebon. Lihat kembali pada peta sejarah di perpustakaan sekolah.

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma ada kaitannya dengan kata tarum yang berarti nila atau biru. Menurut Poerbotjaraka, kata Taruma berasal dari kata tom yang berarti tumbuhan tom yang menghasilkan warna nila atau biru. Tumbuhan tom memang berkembang subur di sepanjang daerah aliran sungai. Hal ini tampak sekali, dimana hingga sekarang nama Taruma dipakai sebagai nama sungai yaitu Citarum. 



Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Tarumanegara dapat ditelusuri dari sumber prasasti dan berita Cina. Adapun prasasti yang ada adalah:

a. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditulis dengan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa ditemukan di daerah Bogor, Jawa Barat. Dalam prasasti tersebut  terdapat gambar telapak kaki dan gambar 2 ekor laba-laba. Prasasti ini memuat tulisan: telapak kaki itu, telapak kaki Purnawarman raja Tarumanegara yang seperti telapak kaki Wisnu. Oleh karena itu prasasti ini sering disebut prasasti sang Hyang Tapak.

b. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di daerah Bogor yang terdapat gambar telapak kaki binatang yaitu gajah Taruma yang disamakan dengan gajah Aerawata milik dewa Indra, namun tidak disebutkan nama rajanya. 

c. Prasasti Tugu
Prasasti ini ditemukan di daerah Cilincing (Jakarta) yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti Tugu merupakan sumber informasi yang paling lengkap yang berisi tentang adanya sungai Candra Bhaga yang telah digali rajadiraja (rajadiraja = raja Purnawarman). Dari tahun ke 22 masa pemerintahan Purnawarman telah digali sungai Gomati yang panjangnya 6122 tombak (kurang lebih 11 km). Penggalian dilakukan dalam waktu 21 hari, mulai 8 paropetang bulan Phalguna sampai 13 paroterang bulan Caitra. Selanjutnya diadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1000 ekor sapi kepada brahmana. Penggalian ini dimaksudkan untuk mengairi lahan pertanian dan untuk pengendalian banjir. Dari upaya ini, dapat diperkirakan bahwa raja Purnawarman dapat menciptakan suasana damai dan tenteram serta berusaha mengembangkan perekonomian kerajaan. Dari prasasti ini pula dapat diketahui penggunaan sistem penanggalan India. Silakan pelajari sistem tersebut dari buku yang ada di perpustakaan.

d. Prasasti Jambu (Koleangkak)
Dalam prasasti ini juga terdapat sepasang telapak kaki yang dikatakan raja menaklukkan musuh, baju zirahnya tidak dapat ditembus musuh dan memberikan kenangan kepada yang tunduk. Nampaknya prasasti ini dimaksudkan untuk menunjukkan kebesaran dan wibawa raja dan berupaya untuk menghambat keinginan kerajaan lain untuk menyerang Tarumanegara. Dengan kata lain untuk menjaga kedaulatan dan kekuasaan kerajaan.

e. Prasasti Cidanghiang
Dalam prasasti ini dikatakan raja Purnawarman sebagai panji. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, seperti halnya prasasti yang lain.

f. Prasasti Pasir Awi dan Muara Cianten
Kedua prasasti ini masih sulit dibaca, dimana hurufnya berbentuk ikal.

g. Berita Cina
Berita Cina mencatat adanya kerajaan Tolomo yang beberapa kali mengirim utusan ke Cina dengan membawa barang dagangan gading gajah, cula badak, penyu, emas dan perak (tahun 528-666). Fa hsien terdampar di Ye-po-ti (Yawadwipa) dalam perjalanan dari India ke Cina (414). Di tempat itu tidak banyak orang yang beragama Budha, namun banyak dijumpai brahmana. Dan masyarakatnya banyak yang menganut agama asli. Kedatangan utusan ke kerajaan lain (Cina) dimaksudkan untuk mengadakan hubungan politik atau untuk menjalankan misi ekonomi perdagangan dengan memperkenalkan komoditas dagang kepada raja.

Dari beberapa sumber tersebut, dapat diambil kesimpulan gambaran tentang kehidupan masyarakat Taruma yaitu:
a. Mata pencaharian masyarakat meliputi: perdagangan (emas dan perak), peternakan (hadiah 1000 ekor sapi), berburu (gading gajah, cula), pertanian (penggalian sungai Gomati), perdagangan (berita Cina).
b. Agama yang berkembang di Taruma yaitu Budha, Hindu aliran Brahma (korban lembu), Hindu aliran Wisnu (tapak kaki dewa Wisnu), Hindu aliran Wisnu (tapak kaki dewa Wisnu) dan kepercayaan asli.

Berdasarkan peninggalan prasasti, hanya diketahui raja yang memerintah adalah Purnawarman. Disamping itu kehidupan sosial masyarakat sudah teratur. Kepentingan masyarakat mendapat perhatian besar dimana raja telah membuat inisiatif membangun saluran (prasasti Tugu) guna menopang perekonomian sebagian besar masyarakat. Begitu pula dengan kedudukan kaum brahmana mendapatkan posisi yang terhormat. Kehidupan ekonomi masyarakat didasarkan pada bidang pertanian dan perdagangan. Dalam bidang budaya, sedikit diketahui bahwa tulisan sudah berkembang dengan baik. Masyarakat sudah menggunakan sistem penanggalan ditandai adanya istilah bulan Caitra pada prasasti Tugu. Selain itu perhitungan paropetang dan paroterang dalam setiap bulan, artinya separuh awal dan separuh akhir bulan yang berjalan.

Mengenai perkembangan dan akhir kerajaan Tarumanegara kurang jelas, karena tidak ada berita yang terkait dengan hal tersebut. Ada sebagian berpendapat bahwa Taruma telah ditaklukkan Sriwijaya. Hal ini didukung oleh bukti prasasti Kota kapur (686) yang memuat Sriwijaya menghukum bhumijawa karena tidak taat kepada Sriwijaya. Disamping itu juga berita Cina yang tidak pernah menyebut lagi adanya utusan datang dari kerajaan Tarumanegara. Dalam kurun waktu beberapa ratus tahun tidak ada informasi kerajaan di Jawa Barat. Baru berikutnya ada informasi mengenai kerajaan Sunda/ Pajajaran.

No comments:

Post a Comment