Thursday, October 26, 2017

Keadaan Sosial Ekonomi Indonesia Pada Saat Masuknya Islam

Pada awal berkembangnya agama dan budaya Islam di Indonesia, ditandai dengan  keadaan sosial politik masyarakat yang beraneka ragam. Sumatra, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan telah berkembang agama Hindu Budha dan ditandai dengan lahirnya berbagai kerajaan. Sedangkan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa tenggara masyarakatnya masih menganut kepercayaan asli.

1. Keadaan politik Indonesia


Struktur pemerintahan dominan bercorak Hindu dan Budha serta berbentuk kerajaan yang berdiri sendiri, misal Sriwijaya, Pajajaran, Majapahit, Nagara Daha, Gowa dan sebagainya. Setiap kerajaan memiliki daerah kekuasaan yang secara tidak langsung diperintah oleh pusat, melainkan dibawah raja taklukan.  Dalam waktu tertentu raja taklukan datang ke pusat kerajaan dan membawa upeti sebagai tanda takluk. Sistem pemerintahan kerajaan tersebut, ternyata mempermudah masuknya pengaruh budaya Islam ke Indonesia. Disamping kerajaan bercorak Hindu Budha, juga ada kerajaan yang tidak bercorak Hindu Budha yang tersebar di Indonesia Timur (Gowa, Wajo dan Bone).

2. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman baik suku bangsa, struktur ekonomi dan sosial budaya yang tersebar di berbagai daerah. Masyarakat pedalaman belum banyak melakukan kontak dengan bangsa asing, sehingga perkembangan masyarakatnya cenderung statis. Sedangkan pada masyarakat pesisir mengalami perkembangan yang dinamis akibat letak yang strategis serta ramainya aktivitas pelayaran perdagangan. Hal ini sebagai akibat dari penduduk yang sering bergaul dan berhubungan dengan bangsa dan budaya asing. Keadaan ini akan memunculkan tingkat perkembangan antar daerah yang berlainan. Berkembangnya bahasa Melayu sebagai bahasa lingua franca yang berperan penting sejak abad VII Masehi. 

3. Sumber berita
   a. Berita Arab
Berdasarkan berita Arab, disebutkan bahwa para pedagang Arab telah datang ke Indonesia sejak jaman Sriwijaya (abad VII M) yang menguasai jalur perdagangan wilayah Indonesia bagian barat. Dalam hal ini dimuat nama yang identik dengan Sriwijaya yaitu Zabag, Zabay dan Sribusa.

   b. Berita Marco Polo
Marcopolo adalah seorang petualang yang mendapat tugas dari penguasa Romawi untuk menjalin hubungan dengan Cina. Dalam perjalanan tugas dari Romawi menuju Cina dan sebaliknya, Marco Polo singgah di Sumatra bagian utara. Dalam persinggahan ini dijumpai kerajaan Islam, yaitu Samodra dengan pusatnya Pasai.

   c. Berita Ma Huan
Mahuan adalah seorang musafir muslim Cina yang mengadakan perjalanan hingga Indonesia. Menurut Mahuan, dikatakan sejak tahun 1400 M telah ada saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Jawa.

   d. Bukti dari dalam negeri
1) Batu prasasti di Leran (Gresik) menggunakan huruf dan bahasa Arab yang memuat keterangan meninggalnya Fatimah binti Maimun (1028)
2) Makam sultan Malikus Saleh dari Samodra Pasai (1297)
3) Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik (1419)
Berdasarkan sumber dan bukti tersebut dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah berkembang sejak masa kebesaran pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Dengan asumsi bahwa perkembangan Islam di Indonesia melalui suatu proses yang panjang, maka kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia ternyata tidak bersamaan waktunya. Sedangkan pendapat para ahli masih berlainan, baik Islam sebagai agama maupun arus kebudayaan yang ditinjau dari asal maupun waktunya. Adapun pendapat tersebut meliputi :

a. Snouck Hurgronje dan JP. Moquette
Menurut pendapat mereka, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India. Pedagang Gujarat dapat dijumpai di wilayah Asia Tenggara pada saat itu. Selain berdagang, mereka juga memperkenal agama dan budaya Islam kepada penguasa daerah pantai. Pendapat ini didasarkan pada bukti arkeologis batu nisan yang dijumpai di nusantara, misal batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan batu nisan makam sultan Malik as Saleh di Pasai. Di kedua contoh tersebut memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay, India.

b. Soetjipto Wirjosoeparto
Menurut Soetjipto W, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India. Hal ini diperkuat bukti bahwa salah satu nisan makam raja Islam di Sumatra (sultan Malik as Saleh) berasal dari Gujarat. Dengan demikian pendapat ini sama dengan pendapat ahli sebelumnya.

c. Hoesein Djajadiningrat
Menurut Hussein Djajadiningrat, masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pedagang Persia. Dalam  proses pelayaran perdagangan di Asia Tenggara yang makin ramai, dijumpai pula pedagang dari Persia. Pedagang Persia selain berdagang, juga memperkenalkan agama dan budaya Islam terhadap masyarakat daerah yang mereka singgahi. Hal ini didukung bukti adanya ejaan dalam tulisan Arab dan gelar Shah atau Syah yang digunakan di Persia ternyata juga dipergunakan raja Malaka dan Aceh.

d. Hamka
Menurut Hamka, Islam masuk ke nusantara melalui Mesir dan Mekah. Masih berkaitan dengan proses pelayaran perdagangan di Asia Tenggara yang makin meningkat, masuk pula pedagang dari kawasan barat yaitu India dan Arab. Agama dan budaya Islam yang masuk ke Indonesia dibawa langsung dari asalnya yaitu negeri Arab dan Mesir sejak abad VII Masehi. Teori ini didasarkan kenyataan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia yang memeluk Islam bermadzab Syafii. Gelar raja Pasai sama dengan gelar raja Mesir yaitu menggunakan kata Malik. Selain itu juga berita Cina yang menyebutkan Tashih mengurungkan niatnya untuk menyerang Holing karena rajanya sangat kuat. Tashih diidentikkan dengan Arab.

e. Alwi Shihab
Menurut Alwi Shihab, agama dan budaya Islam pertama kali masuk ke nusantara pada abad pertama Hijriyah atau VII Masehi. Bandingkan dengan pendapat sebelumnya. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa agama Islam dibawa bangsa Arab yang masuk Cina melalui jalur barat. Selanjutnya diperkuat dengan berita Cina yang menyebutkan adanya perkampungan Arab di Cina. Dengan demikian secara rasional, sebelum ada di Cina mestinya perkampungan tersebut sudah ada di daerah sebelum Cina yaitu Indonesia.

Sedangkan ditinjau dari segi waktu, pendapat para ahli dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Abad VII Masehi
Masuknya agama dan budaya Islam pada abad VII Masehi ini didasarkan pada bukti berita dinasti T’ang. Menurut Tambo T’ang diceritakan orang Tashih mengurungkan niatnya menyerang Holing dibawah pemerintahan ratu Sima, karena kerajaan sangat kuat. Sebutan Tashih disamakan dengan orang Arab. Berita Arab menyebutkan para pedagang pernah menjumpai kerajaan Zabag, Zabay atau Sribuza. Istilah Zabag disamakan dengan Sriwijaya.

b. Abad XIII Masehi
Sedangkan pendapat yang menganggap masuknya Islam ke Indonesia abad XIII, ini didasarkan pada bukti: keruntuhan Baghdad oleh Hulagu (1258). Berita Marcopolo (1292) yang pernah singgah di Sumatra utara yaitu Samodra Pasai dari perjalanan Eropa – Cina dan dijumpai kerajaan Islam. Berita Ibn Battuta (XIV) yang menjumpai masyarakat muslim didaerah sekitar selat Malaka. Nisan sultan Malik as Saleh (1297).

Bila datangnya Islam di berbagai wilayah di Indonesia tidak bersamaan, maka dapat diperkirakan masuknya Islam ke Indonesia merupakan suatu  proses yang lama. Abad VII Masehi, khususnya di Samodra Pasai dapat dipandang sebagai awal permulaan kedatangan Islam. Hal ini dibuktikan hubungan dagang muslim dengan sebagian kecil daerah dan bangsa Indonesia. Abad XIII Masehi merupakan fase perkembangan agama Islam dan abad XVI merupakan fase puncak perkembangan Islam di Indonesia. Fase ini ditandai dengan kerajaan bercorak Islam. Saat itu merupakan taraf perkembangan dan penyebaran Islam keluar dari pusat kerajaan.

Penyebaran Islam dilakukan dengan cara damai. Apabila situasi politik di kerajaan mengalami kekacauan dan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja, maka agama Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau raja yang menghendakinya. Mereka berhubungan dengan pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat.

4. Pembawa dan penerima
Ada beberapa pendapat tentang pembawa Islam ke Indonesia yang dikemukakan para ahli yaitu:

   a. Pedagang Gujarat
Pendapat ini didasarkan pada catatan Marcopolo dalam kunjungannya ke Peureulak tahun 1292 dan diperkuat bukti batu nisan sultan Malik as Saleh, sultan Samodra Pasai. Hal ini didukung pula dengan bukti unsur Islam di Indonesia menunjukkan persamaan dengan di India. Pendapat ini dipelopori Snouch Hurgronje, JP. Moquette, RA. Kern.

   b. Pedagang Persia
Pedagang Persia dikatakan sebagai pembawa Islam masuk ke Indonesia. Menurut Umar Amin Hussein, di Persia ada suku Laren dan Jawi yang diduga mengajarkan huruf Arab di Jawa yang disebut Arab Pegon. Hussein Djajadiningrat juga mendukung dengan bukti adanya upacara Tabot di Persia seperti di Minangkabau.

   c. Pedagang Arab atau Mesir
Sejalan dengan berkembangnya pelayaran perdagangan yang melalui selat Malaka, maka banyak pedagang dari negeri barat turut berdagang. Islam dibawah langsung oleh pedagang Arab atau Mesir.  Menurut Hamka, pendapat ini didasarkan pada bukti sultan Samodra Pasai menganut madzab Syafi’i dengan raja bergelar Al Malik seperti di Mesir atau Mekah. Hal ini diperkuat tambo T’ang yang menyatakan pedagang Arab singgah di Sriwijaya mengisi bekal kemudian melanjutkan ke Cina.

Mengenai penerima Islam meliputi adipati pesisir dan raja, bangsawan dan raja bawahan yang berkaitan langsung, pedagang di luar bangsawan yang terkait langsung dengan pedagang Islam, walisanga dan rakyat biasa hasil didikan walisanga melalui pesantren atau padepokan.

No comments:

Post a Comment