Wednesday, January 25, 2017

Teori Masuknya Agama dan Budaya Islam di Indonesia

Menganalisis tentang masuknya Islam di Indonesia sangat menarik, dimana muncul beberapa pendapat dari pada ahli. Kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia ternyata tidak bersamaan waktunya. Sedangkan pendapat para ahli masih berlainan, baik Islam sebagai agama maupun arus kebudayaan yang ditinjau dari asal maupun waktunya. Adapun pendapat tersebut meliputi: 

a. Snouck Hurgronje dan JP. Moquette
Menurut pendapat mereka, Islam masuk ke Indonesia memalui Gujarat, India. Hal ini didasarkan pada batu nisan yang dijumpai di nusantara, misal batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan batu nisan makam sultan Malik as Saleh di Pasai. Di kedua contoh tersebut memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay, India.

b. Soetjipto Wirjosoeparto
Menurut Soetjipto W, Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India. Hal ini diperkuat bukti bahwa salah satu nisan makam raja Islam di Sumatra (sultan Malik as Saleh) berasal dari Gujarat.

c. Hoesein Djajadiningrat
Islam masuk ke Indonesia berawal dari daerah Persia/ Iran. Hal ini didukung adanya ejaan dalam tulisan Arab dan gelar Shah atau Syah yang biasa digunakan di Persia juga pernah dipergunakan raja Malaka dan Aceh.


d. Hamka
Menurut Hamka, Islam masuk ke nusantara melalui Mesir dan Mekah. Teori ini didasarkan kenyataan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia yang memeluk Islam bermadzab Syafii. Gelar raja Pasai sama dengan gelar raja Mesir yaitu menggunakan kata Malik.    
    
e. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke nusantara pada abad pertama Hijriyah atau VII Masehi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa agama Islam dibawa bangsa Arab yag masuk Cina melalui jalur barat. Selanjutnya diperkuat dengan berita Cina yang menyebutkan adanya perkampungan Arab di Cina.
    
Jika ditinjau dari kurun waktunya, maka proses masuk dan berkembangnya Islam ke nusantara dibagi atas dua pendapat yaitu:

a. Abad VII Masehi
Pendapat ini didasarkan pada bukti berita dinasti T’ang yang menyebutkan orang Tashih mengurungkan niatnya menyerang Holing dibawah pemerintahan ratu Sima, karena kerajaan sangat kuat. Sebutan Tashih disamakan dengan orang Arab. Berita Arab menyebutkan para pedagang pernah menjumpai kerajaan Zabag, Zabay atau Sribuza. Istilah Zabag disamakan dengan Sriwijaya.

b. Abad XIII Masehi
Pendapat ini didasarkan pada bukti: keruntuhan Baghdad oleh Hulagu (1258). Berita Marcopolo (1292) yang pernah singgah di Sumatra utara yaitu Samodra Pasai dari perjalanan Eropa – Cina dan dijumpai kerajaan Islam. Berita Ibn Battuta (XIV) yang menjumpai masyarakat muslim didaerah sekitar selat Malaka. Nisan sultan Malik as Saleh (1297).

Seandainya kita memiliki asumsi  bahwa datangnya Islam di berbagai wilayah di Indonesia tidak bersamaan, maka dapat diperkirakan masuknya Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang berlangsung lama. Abad VII Masehi, khususnya di Samodra Pasai (dan daerah ujung utara Sumatra lainnya) dapat dipandang sebagai permulaan kedatangan Islam. Hal ini dibuktikan adanya hubungan dagang muslim dengan sebagian kecil daerah dan bangsa Indonesia. Abad XIII Masehi merupakan fase perkembangan agama Islam dan abad XVI merupakan fase puncak perkembangan Islam di Indonesia. Fase ini ditandai dengan kerajaan bercorak Islam. Saat itu merupakan taraf perkembangan dan penyebaran Islam keluar dari pusat kerajaan.
Dengan demikian penyebaran Islam dilakukan dengan cara damai. Apabila situasi politik di kerajaan mengalami kekacauan dan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja, maka agama Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau raja yang menghendakinya. Mereka berhubungan dengan pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat.

Disarikan dari :
Ali Hasymy. Perkembangan Masuknya Islam di Indonesia.

No comments:

Post a Comment