Sunday, November 19, 2017

Strategi Perjuangan dalam Pergerakan Nasional Indonesia

Perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia sejak awal abad XX, memiliki perjuangan yang sedemikian berat. Setiap organisasi pergerakan memiliki strategi yang berbeda, meskipun tujuan utama adalah sama yaitu mencapai Indonesia Merdeka.

1) Strategi organisasi pergerakan bersifat radikal dengan taktik non kooperatif

Strategi ini dilakukan organisasi pergerakan dengan gerakan non kooperatif. Non kooperatif adalah sikap tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Hal ini berarti menolak ikut serta dalam berbagai dewan (raad) yang dibentuk kolonial, baik di pusat maupun daerah. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka diusahakan sendiri. Kegiatannya meliputi:
a) menggembleng semangat kebangsaan dan persatuan di kalangan rakyat melalui rapat umum, surat kabar dan sekolah
b) menuntut pemerintah kolonial agar memberi kebebasan bergerak kepada partai-partai
c) mengecam pemerintah kolonial yang melakukan tindakan sewenang-wenang.


Adapun faktor penyebab organisasi pergerakan bersikap radikal adalah:
a) timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 dan krisis perusahaan gula sejak tahun 1918
b) pergantian kepala pemerintahan kolonial kepada Dirk Fock yang bersifat reaksioner

Organisasi pergerakan yang mengambil strategi ini adalah SI, PI, PNI, PKI, Partindo, PNI Baru, Permi dan PSI.

2) Strategi organisasi pergerakan bersifat moderat dengan taktik kooperatif

Strategi ini dikatakan sebagai taktik bahwa kemerdekaan ekonomi harus dicapai lebih dahulu. Dalam bidang politik, kalangan pergerakan untuk sementara dapat bekerjasama dengan kolonial. Kegiatannya meliputi:
a) mengirimkan wakilnya dalam dewan rakyat (Volksraad) agar dapat memperjuangkan kepentingan rakyat.
b) mengusahakan kesejahteraan rakyat di bidang ekonomi dan sosial (bank, koperasi)

Adapun faktor penyebab kalangan pergerakan bersifat moderat adalah:
a) terjadi krisis ekonomi dunia (malaise) tahun 1929
b) adanya pembatasan kegiatan berserikat, berkumpul pada organisasi pergerakan
c) tokoh pergerakan kebangsaan banyak yang ditangkap dan diasingkan.
Organisasi yang menggunakan strategi ini adalah: Parindra dan Gerindo.

3) Strategi organisasi pergerakan bersifat perjuangan melalui Volksraad

Strategi ini dilakukan terpusat pada perjuangan melalui dewan rakyat. Organisasi pergerakan yang bersikap kooperatif dalam dewan rakyat cukup banyak, diantaranya diwakili tokoh MH. Thamrin, KH. Agus Salim, dr. Sutomo dan sebagainya.

Untuk memperkuat persatuan antar partai di dewan rakyat, maka dibentuklah Fraksi Nasional. Fraksi ini diusulkan MH Thamrin dan dibentuk pada Januari 1930. Tujuan FN adalah untuk menjamin adanya kemerdekaan nasional dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan cara:
a) mengusahakan perubahan ketatanegaraan
b) menuntut agar UU yang melarang berdirinya sekolah swasta nasional (Ordonantie Sekolah Liar) dicabut pemerintah kolonial
c) berusaha menghapus perbedaan politik, ekonomi, sosial dan intelektual dalam menghadapi Belanda

Bentuk perjuangannya adalah Petisi Sutardjo, Petisi Wiwoho dan tuntutan GAPI yaitu Indonesia Berparlemen.

1 comment: