Keberadaan sebuah ilmu yang ada di dunia ini tidak akan langgeng tanpa adanya kesadaran akan manfaatnya bagi manusia. Demikian hanya dengan sejarah sebagai salah satu cabang ilmu. Manusia mempelajari sejarah dengan satu kanduangan maksud yang isinya sangat beragam. Sebagai pengertian dasar bahwa keadaan manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil kejadian masa lalu maka perlu dirinci tentang kegunaan meneropong masa lalu melalui sejarah.
Sejarah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitanhya dengan belajar sejarah, kita dapat mengambil manfaat sejarah, yang disebabkan :
1. Dapat mengakui keberadaan setiap manusia di masa lampau dan akan terus hidup abadi hingga saat ini dan mendatang.
2. Dapat mempersiapkan diri untuk menyampaikan kejadian masa lalu dan masa sekarang kepada generasi berikutnya sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman.
3. Dapat meyakinkan orang berdasarkan alasan peristiwa di masa lampau.
4. Dapat memperbaiki hidup sendiri dengan merujuk kepada peristiwa di masa lalu untuk diambil pelajaran dan hikmah sehingga bisa bermanfaat untuk di masa depan.
Sejarah yang berkembang menurut gerak kemajuan manusia, menurut pendapat Sir John Seeley membuat manusia bijaksana. Pendapat ini dilengkapi oleh pendapat Marc Bloe, selain membuka pintu kebijakan juga membuka kesadaran dan kritik yang mendalam. Dalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara sejarah memiliki kegunaan untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Menurut Nugroho Notosusanto, sejarah memiliki empat kegunaan, yaitu:
a. Guna edukatif (Memberi Pendidikan)
Berdasarkan pendapat Collingwood, sejarah bagi manusia berguna untuk mengenal dirinya sendiri. Mengenal dirinya sendiri berarti mengetahui apa-apa yang dilakukannya. Dan karena tak seorangpun akan tahu, apa yang dilakukan sebelum dicobanya sendiri, maka satu-satunya petunjuk yang dapat kita temukan untuk mengetahui apa yang lebih dilakukan oleh manusia, adalah lewat sejarah. Oleh karena itu nilai sejarah terletak pada kenyataan, bahwa ia mengajarkan kepada kita, apa yang telah dilakukan oleh manusia, dan dengan demikian dapat ditemukan apa dan siapa sesungguhnya manusia itu. Dengan demikian yang dimaksud dengan manfaat/guna edukatif dari sejarah adalah, sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya atau histories make man wise, karena semangat yang sebenarnya dari kepentingan mempelajari sejarah ialah nilai kemasakiniannya.
Sejarah pada hakikatnya merupakan dialog yang tidak berkeputusan antara masa kini dan masa lampau dan juga bahkan masa depan. Dapat diartikan pula bahwa mempelajari kemasakinian masa lampau itu memiliki banyak makna (the meaningfull past) bukan masa lampau yang sudah mati (the deadfull past), sehingga kita dapat mengambil nilai-nilai berupa ide-ide maupun konsep-konsep kreatif dari sejarah. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memotivasi bagi usaha memecahkan masalah-masalah saat ini dan selanjutnya untuk memprediksikan masa yang akan datang.
b. Guna Instruktif (Memberi Pengajaran)
Guna instruktif bermaksud memberikan pelajaran mengenai sesuatu ketrampilan atau pengetahuan, misalnya saja pengetahuan tentang taktik perang atau taktik diplomasi yang pernah dilaksanakan pada periode atau masa yang telah lalu. Manfaat instruktif ini berkenaan dengan pengambilan pelajaran dari peristiwa masa yang telah lalu dan bukan berarti apda makna instruktif perintah (Instruksi dalam pengertian ini berarti pengajaran, bukan instruksi yang berarti perintah).
Manfaat Instruktif lebih dihubungkan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang kejuruan atau ketrampilan, seperti navigasi, teknologi, artistektur, senjata, taktik militer dan lain sebagainya. Contoh taktik perang yang pernah ada semasa perjuangan antara lain taktik linier, taktik wherkreise, taktik gerilya, taktik Supit Urang, taktik Cakra, Taktik Bumi Hangus, Taktik Garuda Terbang dan lain-lain. Untuk itu guna instruktif yang ditekankan pada keadaan sekarang merupakan keadaan yang lebih lengkap karena telah diberi contoh-contoh dari masa lampau, dalam arti peristiwa masa lalu memberikan contoh glogal, sedang keadaan sekarang tentunya akan memberikan pengurangan dan penambahan yang disesuaikan dengan perkembangan keadaan. Hal ini dengan pertimbangan bahwa contoh masa lampau telah terbaca oleh masa sekarang tentang kelemahan dan kelebihan kejadian yang telah lampau. Apabila peristiwa masa lampau itu baik maka langsung diambil pelajarannya, namun bila masa lampau itu jelek maka akan dicarikan sebuah alternatif pengganti atau penambahan untuk kesempurnaan sebuah strategi.
c. Guna Inspiratif (Memberi Ilham)
Guna inspiratif (memberi ilham) berarti sejarah memberikan ilham. Tindakan-tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gembilang di masa lampau, dapat mengilhami kita pada taraf perjuangan yang sekarang ini. Peristiwa-peristiwa besar mengilhami kita, supaya mencetuskan peristiwa besar pula. Studi sejarah pada satu sisi dapat dimengerti untuk mendapatkan ide-ide maupun konsep-konsep yang langsung berguna dalam pemecahan masalah-masalah masa kini, di lain sisi juga penting untuk mendapatkan inspirasi (ilham) dan semangat untuk mewujudkan identitas sebagai sebuah bangsa yang berada di antara bangsa yang lain.
Guna inspiratif sangat diakui di bidang militer dalam rangka memperkuat semangat korp dan memperkuat moral yang istilah asingnya disebut esprit de corps. Keputusan Pemerintah untuk membuat sebuah museum sejarah di dalam ruang Tugu Nasional, juga bertumpu pada daya inspiratif dari sejarah. Dengan adanya adegan-adegan yang menggambarkan akan memberi inspirasi kepada rakyat Indonesia di masa mendatang.
d. Guna rekreatif (Memberi Kesenangan)
Guna rekreatif dari sejarah ini ialah memberi kesenangan. Guna rekreatif berawal dari hal yang seperti telah kita ketahui bersama, sejarah juga merupakan suatu karya seni. Dari karya seni ini, menyebabkan sejarah seperti halnya cerita yang dapat memberikan kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya serta bahasanya yang indah. Sejarah dapat membawa pemikiran dan bayangan seseorang pembaca pada suatu era, suatu peristiwa lama sebelum pembaca ada dan seakan mengetahui peristiwa itu secara langsung. Kita dapat terpesona oleh cerita sejarah yang baik, seperti halnya kita terpesona membaca sebuah buku roman yang bagus. Tentu saja guna rekreatif dari sejarah ini baru dapat kita yakini, setelah para sejarawan kita berhasil mengangkat aspek seni dari padanya. Tetapi sejarah dapat pula memberikan kesenangan pesona perlawatan yang dipancarkan kepada kita.
Menurut Travelyan belajar sejarah mempunyai 3 kegunaan antara lain :
1. Ilmiah yaitu berupa pengumpulan fakta dan penyaringan bukti.
2. Imajinatif yaitu menyeleksi dan mengkategorikan fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan
3. Sastra yaitu penyajian hasil ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.”
Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”
Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berkata “Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya.” Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: “Sejarah ditulis oleh sang pemenang.” Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan pemelesetan fakta sejarah — sesuai dengan apa yang mereka rasa benar.
No comments:
Post a Comment