Saturday, October 25, 2014

Karakteristik Bangunan Percandian di Indonesia


Bangunan percandian di Indonesia, baik yang bersifat Hinduistis maupun Buddhis memiliki ciri yang agak berbeda dengan bangunan sejenis di India atau negara lain.

Seni bangunan candi di Indonesia berlangsung sejak abad VIII hingga abad XV Masehi dan terpusat di Jawa tengah dan Jawa timur. Adapun candi di Sumatra ditemukan di Sumatra selatan, Muara Takus dan Padanglawas. Candi di Sumatra umumnyaberbentuk stupa (bersifat Budhis) dengan relief Heruka yang sedang menari. Relief ini menunjukkan perkembangan agama Budha aliran Tantrayana. Percandian tersebut didirikan dalam kurun waktu abad XI – XIV Masehi.

Kondisi Sosial - Ekonomi dan Politik Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia


Kehidupan kerajaan bercorak Hindu Budha di Indonesia banyak dipengaruhi faktor. Aspek sosial, ekonomi dan politik saling berkaitan dalam mewarnai perkembangan setiap kerajaan.

1. Sistem dan struktur sosial
Di kerajaan bercorak Hindu Buddha terdapat struktur sosial yang dibedakan atas masyarakat kota yang menganut agama Hindu/ Buddha dan memiliki tingkat penguasaan budaya yang lebih kompleks. Sedangkan masyarakat pedesaan pada umumnya masih menganut kepercayaan asli dan memiliki penguasaan budaya yang lebih sederhana. Mobilitas sosial vertikal jarang terjadi, karena masyarakat kerajaan pada umumnya bersifat tertutup (ingat dalam masyarakat Hindu berlangsung sistem kasta yang bersifat tertutup). Sistem kasta yang berlaku digunakan untuk menunjukkan status sosial dalam masyarakat kerajaan. Sedangkan mobilitas sosial horizontal relatif sering terjadi. Sistem kasta di kerajaan Hindu Budha di Indonesia tidak berlaku kaku, melainkan lebih longgar. Corak setiap kerajaan berlainan, ada yang bersifat Hindu dan ada yang bersifat Budha. Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakatnya.

Friday, October 24, 2014

Penilaian Diri dan Sejawat Dalam Kurikulum 2013


Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, dijumpai banyak hal yang baru. Peserta didik lebih banyak didorong untuk proaktif dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, melainkan bergeser peserta didik sebagai sentral. Hal ini mempengaruhi pula dalam proses penilaian. Proses penilaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dilakukan secara autentik, kemampuan peserta didik direkam dan dinilai secara utuh dan terbuka. Oleh karena itu, seorang guru, disamping memberikan penilaian untuk ranah kognitif (sebagaimana kurikulum sebelumnya), juga menilai dari aspek religi, sosial maupun ketrampilan.

Thursday, October 23, 2014

Pengaruh Budaya India di Indonesia


Interaksi yang intensif antara Indonesia dengan India telah memunculkan bentuk akulturasi. Budaya Indonesia yang telah cukup maju dengan unsur kebudayaan asli yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, menyebabkan unsur budaya India yang masuk mudah diterima, diolah dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat, tanpa menghilangkan unsur asli Indonesia. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia telah mendukung suatu budaya yang tumbuh dan berkembang sebagai identitas bangsa. Dinamika budaya daerah yang bersumber dari local genius merupakan pendukung masuknya unsur-unsur baru dalam kebudayaan sendiri. Local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur budaya asing dan mengolah unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa.

Monday, October 20, 2014

Peran Lembaga Keluarga Dalam Masyarakat


Keluarga adalah kelompok sosial terkecil yang mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan, terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga tersebut sering dinamakan keluarga inti/ keluarga batih (nuclear family). Dalam masyarakat dikenal keluarga dalam arti lebih luas yaitu keluarga kerabat sedarah (consanguine family) dan keluarga luas (extended family).

Wednesday, October 15, 2014

Permendikbud RI_Terbaru_2014


Sejalan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 untuk seluruh jenjang pendidikan, maka kementerian yang terkait, yaitu kementerian pendidikan dan kebudayaan RI telah mengeluarkan rangkaian peraturan.
Berikut permendikbud yang dapat anda unduh:
Permendikbud RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Guru

Tuesday, October 14, 2014

Hipotesis Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu- Buddha ke Indonesia


Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, sering disebut penghinduan. Pada dasarnya istilah ini sebenarnya kurang tepat, karena disamping agama Hindu, masuk pula agama Budha. Proses ini terjadi didahului adanya hubungan Indonesia dengan India, sebagai akibat perubahan jalur perdagangan dari jalur tengah (sutera) berganti ke jalur pelayaran (rempah-rempah. Hal ini didasarkan bukti peninggalan arca dan prasasti di Indonesia. Sedangkan di India terdapat karya sastra, diantaranya kitab Jataka, Ramayana dan Raghuwamsa. Kitab Jataka berisi kisah perjalanan Budha yang menjumpai Swarnabhumi. Kitab Ramayana terdapat istilah Jawadwipa dan Swarnabhumi. Kitab Raghuwamsa karya Kalisada tentang perdagangan India yang menyebutkan Dwipantara sebagai asal bahan perdagangan cengkih atau lavanka.

Mengenai hipotesis/ teori masuknya pengaruh Hindu–Buddha di Indonesia, para ahli berpendapat yang berlainan, dimana secara garis besar dibedakan atas:

1. Teori Ksatria
Teori ini juga disebut teori prajurit atau kolonisasi yang dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK. Bosch menggunakan istilah hipotesa ksatria. Menurut teori ini, peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah ksatria. Hal ini disebabkan di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru.