Monday, August 18, 2014
Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Perkembangan kehidupan masyarakat yang makin kompleks, mendorong berkembangnya kelompok sosial yang ada. Dari kelompok sosial yang terbentuk, dapat diklasifikasikan atas beberapa sudut pandang. George Simmel memandang dari aspek besar kecilnya jumlah anggota kelompok, cara individu mempengaruhi kelompok, dan interaksi sosial dalam kelompok.
Ukuran lain yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok sosial dapat berupa derajat interaksi sosial, kepentingan dan wilayah. Secara umum, tipe kelompok sosial dibedakan atas :
1. Kategori pengelompokan atas dasar ciri tertentu, misal kelompok usia.
2. Kategori berdasarkan ciri kesadaran bersama, misal Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
3. Kelompok sosial atas dasar suku, misal suku Bugis.
4. Kelompok tidak teratur, misal orang yang berada di bus, kereta api atau kapal laut.
5. Organisasi formal, yaitu kelompok yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, misal instansi atau birokrasi.
Adapun Soerjono Soekanto membagi kelompok sosial menjadi tiga kelompok besar yakni kesatuan wilayah, kesatuan berdasarkan kepentingan yang sama tanpa organisasi yang tetap, dan kesatuan atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap.
1. Klasifikasi kelompok sosial dilihat dari aspek individu
WG. Sumner mengemukakan kepentingan kelompok sosial serta sikap yang mendukungnya terwujud dalam pembedaan kelompok sosial yang dibuat oleh individu. Pengelompokan ini dibedakan menjadi :
a. In-group
Kelompok in-group merupakan kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. Dasar perbedaan kelompok sendiri dengan kelompok luar dibuat oleh anggotanya yang merasa bagian dari suatu kelompok atas dasar rasa simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompoknya. Hal ini nampak dari penggunaan istilah “kelompok kami” dan menyebut diri dan anggotanya dengan “kita”.
b. Out-group
Jika kelompok in group menyebut dirinya dengan kami dan kita, maka mereka akan menyebut orang di luar kelompoknya dengan istilah mereka. Sikap outgroup selalu ditunjukkan dengan suatu kelainan yang berupa antagonisme dan antipati.
Kelompok “in-group dan out-group” dapat dijumpai dalam masyarakat manapun, baik modern maupun tradisional. Dalam kehidupan masyarakat modern, kelompok sosial ini lebih sering dijumpai. Dalam perkembangan kedua kelompok, perasaan dalam dan luar kelompok dapat menjadi dasar timbulnya sikap etnosentrisme. Anggota kelompok cenderung menganggap segala sesuatu dari kelompok sendiri lebih baik dibanding kelompok lain. Disamping itu dijumpai sikap stereotipe etnik yaitu gambaran dan anggapan yang bersifat mengejek atau menilai rendah obyek tertentu di luar kelompoknya.
2. Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan kualitas hubungan antaranggota
CH. Cooley berpendapat mengenai klasifikasi kelompok sosial dari kualitas hubungan menjadi dua yaitu :
a. kelompok primer
Kelompok primer atau primary group merupakan kelompok yang ditandai dengan ciri saling mengenal antara anggota dan hubungannya bersifat informal atau pribadi. Tujuan individu akan lebur menjadi tujuan kelompok. Contoh keluarga, peer group, rukun tetangga, dan sebagainya. Hubungan dalam kelompok ini adalah simpati dan kerjasama yang spontan. Adapun ciri kelompok primer adalah :
1) Jumlah anggotanya kecil.
2) Pola hubungan pribadi, akrab, informal, spontan, inklusif.
3) Sifat hubungannya langgeng atau permanen.
4) keputusan dalam kelompok biasanya masih bersifat tradisional.
5) Komunikasi dilakukan dengan tatap muka secara langsung.
6) Secara fisik berdekatan.
b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder atau secondary group merupakan kelompok sosial yang lebih besar dengan hubungan yang formal, impersonal, dan kurang akrab. Kelompok ini memiliki hubungan yang berasaskan manfaat. Dalam kelompok sekunder lebih ditekankan pada pola interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang bersangkutan. Misal negara, bangsa. Adapun ciri kelompok sekunder adalah :
1) Jumlah anggotanya relatif besar.
2) Pola hubungannya kontraktual, formal, dan impersonal.
3) Komunikasi tidak selalu harus dengan tatap muka.
4) Hubungannya bersifat temporer.
5) Keputusan kelompok lebih rasional dan menekankan efisiensi kerja.
6) Belum tentu berdekatan secara fisik.
3. Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan erat longgarnya ikatan antaranggota
Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan konsep kelompok sosial menjadi gemeinschaft dan gesellschaft. Sedangkan MM. Djojodigoeno membedakan kelompok sosial atas paguyuban dan patembayan.
a. Gemeinschaft (paguyuban)
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin yang kuat, alamiah serta bersifat kekal. Hubungan yang terjadi dalam kelompok ini didasarkan pada rasa cinta dan rasa persatuan batin yang telah dikodratkan. Sebagai contoh keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan sebagainya. Dalam paguyuban terdapat bentuk kemauan manusia yang disebut wesenwille yaitu bentuk kemauan yang dikodratkan yang timbul dari keseluruhan alami yang menimbulkan paguyuban. Adapun ciri paguyuban adalah :
1) intimate
Intimate merupakan hubungan diantara anggota dalam paguyuban secara menyeluruh yang mesra.
2) private
Private merupakan hubungan diantara anggota dalam paguyuban yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
3) exclusive
Exclusive merupakan hubungan anggota dalam paguyuban hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar kita.
Dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat tiga macam yang meliputi :
a) paguyuban karena ikatan darah
Paguyuban karena ikatan darah atau gemeinschaft by blood merupakan bentuk paguyuban yang memiliki ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misal keluarga, kelompok kekerabatan.
b) paguyuban karena tempat
Paguyuban karena tempat atau gemeinschaft of place merupakan bentuk paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan tempat tinggal, sehingga diantara mereka berkembang tolong menolong. Misal rukun tetangga.
c) paguyuban karena jiwa pikiran atau ideologi
Paguyuban karena jiwa pikiran/ ideologi atau gemeinschaft of mind, merupakan bentuk paguyuban yang terdiri dari orang yang memiliki jiwa, pikiran dan ideologi yang sama, meskipun tidak memiliki hubungan darah atau tempat tinggal yang tidak berdekatan.
b. Gesselschaft (patembayan)
Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama dimana struktur sosialnya bersifat mekanis, ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek. Contoh ikatan pedagang, organisasi di pabrik, dan sebagainya. Kemauan untuk membentuk gesellschaft adalah kurwille yaitu kemauan yang diarahkan pada tujuan tertentu dan rasional saja.
4. Klasifikasi menurut pencapaian
Perkembangan kehidupan masyarakat yang makin kompleks, mendorong terbentuknya kelompok sosial sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pencapaian tujuan dapat dibedakan atas :
a. Kelompok formal
Kelompok sosial formal adalah keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha, mencapai tujuan berdasarkan bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Dengan kata lain, kelompok sosial merupakan kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan anggotanya untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Contoh partai politik, sekolah, dan sebagainya.
b. Kelompok informal
Kelompok sosial informal merupakan kelompok sosial yang tidak memiliki struktur dan organisasi secara pasti. Kelompok ini terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan mendasari bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh klik, teman sepermainan, dan sebagainya.
5. Kelompok sosial menurut pendapat Merton
Robert K. Merton menandaskan bahwa keanggotaan individu dalam suatu kelompok tidak berarti orang tersebut akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan bagi cara bersikap, cara menilai atau cara bertindak. Merton membagi kelompok sosial atau social group menjadi :
a. Membership group
Membership group atau kelompok keanggotaan merupakan kelompok sosial dimana individu secara fisik menjadi anggota dari kelompok tersebut. Dasar yang digunakan untuk menentukan keanggotaan seseorang dalam kelompok secara fisik tidak mutlak. Hal ini terjadi karena situasi mempengaruhi derajat interaksi dalam kelompok. Oleh karena itu, membership group dibedakan atas :
1) Nominal member group
Nominal member group dapat dikatakan bahwa seorang anggota dianggap oleh anggota lain sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan, tetapi tidak intens.
2) Peripheral group
Peripheral group adalah seorang anggota seolah-olah sudah tidak berhubungan lagi dengan kelompok bersangkutan.
b. Reference group
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Seseorang tersebut berusaha mengidentifikasi dirinya dengan identitas kelompok sosial. Reference group dapat dibedakan atas :
1) Tipe normatif
Tipe normatif merupakan bentuk reference group yang menentukan dasar bagi kepribadian seseorang.
2) Tipe perbandingan
Tipe perbandingan merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
6. Kelompok sosial menurut Emile Durkheim
a. Solidaritas mekanik
Solidaritas mekanik merupakan bentuk kelompok sosial dimana solidaritas menandai kehidupan masyarakat yang masih sederhana. Solidaritas mekanik mengutamakan adanya persamaan perilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat yang menganut pola ini diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu kesadaran bersama yang memiliki tiga karakteristik yang mencakup keseluruh kepercayaan dan perasaan kelompok, ada di luar warga, serta bersifat memaksa. Kelompok sosial yang ada tersebar dan terpisah satu dengan yang lain. Kelompok ini dapat dijumpai dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pedesaan.
b. Solidaritas organik
Solidaritas organik merupakan bentuk kelompok sosial dimana solidaritas menandai kehidupan masyarakat yang kompleks yang telah mengenal pembagian kerja dan dipersatukan oleh sikap saling ketergantungan antar bagian. Pada masyarakat ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat berupa kesepakatan yang terjalin diantara anggota dari berbagai profesi. Sanksi terhadap pelanggaran kesepakatan bersama bersifat restitutif. Si pelanggar hukum perdata harus membayar ganti rugi kepada yang dirugikan. Kelompok sosial ini dapat dijumpai dalam masyarakat modern atau masyarakat perkotaan.
Ditinjau dari cara terbentuknya, kelompok sosial dalam masyarakat dapat dibedakan pula menjadi :
1. Kelompok semu
Kelompok semu atau khalayak ramai merupakan kelompok sosial yang timbul di tengah masyarakat dengan sifat sementara dan tidak memiliki kemungkinan membentuk tradisi maupun ikatan sebagai anggota. Adapun ciri kelompok semu adalah :
a. Tidak direncanakan dan terjadi secara tidak sengaja, sangat mendadak atau secara spontan.
b. Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu.
c. Tidak ada interaksi, tidak ada interelasi dan tidak ada komunikasi secara terus menerus.
d. Tidak ada kesadaran berkelompok.
e. Kehadirannya tidak konstan.
Kelompok semu dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Kerumunan
Kerumunan atau crowds merupakan sekumpulan manusia yang hadir dalam suatu tempat, tidak terorganisasi, tidak mempunyai pimpinan, tidak ada pembagian kerja, bersifat spontan, tidak terduga dan bersifat sementara. Kerumunan dapat dibedakan atas :
1) Kerumunan berartikulasi dengan struktur sosial
a) Kerumunan penonton
Kerumunan penonton atau pendengar formal (formal audience) adalah kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi bersifat pasif, misal penonton bioskop, orang yang mendengarkan ceramah, dan sebagainya.
b) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan atau planned expresive group adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, namun memiliki persamaan tujuan yang nampak dalam aktivitas kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. Adapun fungsi kerumunan ini adalah untuk melepas ketegangan dan refreshing. Misal kerumunan orang pesta, dansa, rekreasi, kerumunan di obyek wisata, dan sebagainya.
2) Kerumunan yang bersifat sementara (causal crowds)
a) Kumpulan yang kurang menyenangkan
Kumpulan yang kurang menyenangkan atau incovenient causal crowds adalah kerumunan yang bersifat sementara dan ingin menggunakan fasilitas yang sama. Misal orang antri karcis, orang menunggu di halte bus, dan sebagainya.
b) Kerumunan orang yang sedang panik
Kerumunan orang yang sedang panik atau panic causal crowds adalah kerumunan orang yang sedang berupaya menyelamatkan diri. Contoh kerumunan orang yang menyelamatkan diri dari bencana tanah longsor, gempa, banjir, kebakaran, tsunami, dan sebagainya.
c) Kerumunan penonton
Kerumunan penonton atau spectator causal crowds merupakan kerumunan yang terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Bentuk ini mirip khalayak ramai, namun dalam kerumunan penonton, tidak direncanakan.
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds)
a) Kerumunan yang bertindak emosional
Kerumunan yang bertindak emosional atau acting mobs (acting lawless crowds) merupakan kerumunan yang memiliki maksud untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang berlaku. Misal demonstrasi yang rusuh, tawuran, dan sebagainya.
b) Kerumunan yang bersifat immoral
Kerumunan yang bersifat immoral atau immoral lawless crowds merupakan kerumunan yang bertentangan dengan norma pergaulan hidup tetapi tanpa tujuan tertentu, misal orang yang sedang mabuk.
b. Massa
Massa atau mass merupakan kelompok semu yang bersifat sementara, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan dengan persiapan yang matang serta cukup terorganisir, misal kelompok yang dikumpulkan untuk demonstrasi damai.
c. Publik
Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan, dimana interaksi yang terjadi secara tidak langsung serta tidak dalam tempat yang sama. Pada umumnya publik memiliki jumlah relatif besar dan menggunakan alat bantu penghubung untuk menyatukannya, misal radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam kelompok publik tidak dijumpai pusat perhatian yang tajam dan tidak ada kesatuan yang nyata. Contoh orang yang menyaksikan peristiwa penting yang disiarkan langsung melalui televisi dan radio.
2. Kelompok nyata
Kelompok nyata merupakan kelompok yang memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan dengan kelompok semu yaitu kehadiran anggota kelompok selalu konstan.
a. Kelompok statistik
Kelompok statistik atau statistic group dibentuk karena dijadikan sasaran penelitian, namun individu yang dimasukkan sebagai anggota kelompok tidak menyadari akan diteliti. Kelompok statistik bukan merupakan kelompok, karena memiliki ciri sebagai berikut :
1) Tidak direncanakan, tidak disengaja, tetapi tidak mendadak, melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
2) Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu.
3) Tidak ada interaksi, interelasi dan komunikasi secara terus menerus.
4) Tidak ada kesadaran berkelompok.
5) Kehadirannya konstan.
b. Kelompok sosieta
Kelompok sosieta atau societal group / kelompok kemasyarakatan memiliki kesadaran akan adanya kesamaan jenis kelamin, kesatuan tempat tinggal, dan sebagainya. Dalam kelompok sosieta belum ada kontak dan komunikasi di antara anggotanya serta tidak terlibat dalam organisasi. Societal group memiliki ciri sebagai berikut :
1) Tidak direncanakan, tidak disengaja, dan terbentuk dengan sendirinya.
2) kemungkinan terhimpun dalam wadah tertentu.
3) Kemungkinan terjadi interaksi, interelasi dan komunikasi.
4) Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok.
5) Kehadirannya berlangsung konstan.
c. Kelompok sosial
Kelompok sosial atau social group merupakan kelompok yang terbentuk karena adanya unsur yang sama, misal tempat tinggal dan pekerjaan yang sama. Dalam kelompok sosial, para anggota berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus, misal tetangga, kenalan, guru, teman sepermainan, dan sebagainya.
d. Kelompok asosiasi
Kelompok asosiasi atau associational group adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal atau kepengurusan, didalamnya terdapat kesadaran dan kesamaan perhatian atau keinginan untuk bekerjasama mencapai tujuan. Ciri kelompok asosiasi adalah :
1) Direncanakan dan sengaja dibentuk.
2) Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah.
3) Ada interaksi dan interelasi serta komunikasi secara terus menerus.
4) Ada kesadaran yang kuat.
5) Kehadirannya bersifat konstan.
Disarikan dari berbagai sumber.
Labels:
Kelompok Sosial,
Sosiologi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bang tak adobsi yaaa...
ReplyDelete