Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai bahwa orang baru menyadari peran penting pengetahuan sejarah setelah mereka mampu menduduki posisi penting dalam birokrasi pemerintahan. Juga orang yang telah mampu mencapai kesuksesan dalam perjalanan hidupnya dalam segala aspek kehidupan. Seorang birokrat akan menjadi figur yang unik dan cukup mengherankan jika ia tidak memahami sejarah perjalanan bangsanya. Ia akan mengalami kedulitan dalam mengatasi masalah sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Seorang duta besar akan mengalami kesulitan atau melakukan kesalahan diplomatik karena kurang memahami sejarah dan nilai yang berkembang di negara dimana ia bertugas.
Pertanyaan pokok yang sering dipertanyakan orang (termasuk anak didik) adalah “bisakah kita belajar dari sejarah?”. Pembicaraan tentang hal ini biasanya bertolak pertama-tama dari pertanyaan “apa arti masa lampau itu bagi manusia?”. Berkaitan dengan pertanyaan ini pula, ahli sejarah G. J. Reiner pernah mengemukakan jawaban singkatnya, bahwa “tanpa pengalaman masa lalu kita tidak mungkin untuk membangun ide-ide tentang konsekuensi dari tindakan kita”. Jawaban Reiner tersebut bisa dianggap sebagai cerminan bagi hubungan manusia dengan masa lampau tersebut. Tetapi ini pun tidak cukup memberikan kepuasan banyak orang termasuk peserta didik, terutama jika dikaitkan dengan fakta bahwa suatu peristiwa sejarah lebih bersifat kondisional.
Atas jalan pemikiran terakhir ini kita mungkin menjadi ragu akan peranan atau sumbangsih masa lalu bagi manusia, atau lebih tegas lagi kita jadi ragu akan guna dari sejarah itu, kalau tiap peristiwa tertentu itu hanya terjadi sekali, sehingga setiap kali kita akan menghadapi peristiwa yang berbeda. Persoalan tersebut akan berlanjut dengan pertanyaan lainnya adakah hukum-hukum tertentu dalam sejarah, sebagaimana hukum-hukum yang terdapat dalam ilmu ekonomi misalnya. Karena tanpa adanya hukum-hukum tertentu dalam sejarah maka sulit dibayangkan kita akan bisa belajar dari sejarah, sebab tidak ada yang bisa dijadikan pegangan untuk memperhitungkan kemungkinan di waktu yang akan datang.
Dengan berpegang pada konsep-konsep peristiwa yang unik (salah satu sifat sejarah adalah unik) dan peristiwa massal beberapa sejarawan menyatakan bahwa disamping peristiwa khusus yang menjadi perhatian utama sejarawan, masih diakui adanya unsur-unsur generalisasi (keumuman) dalam sejarah seperti ilmu-ilmu lainnya, meski generalisasi itu bersifat khas sejarah. Dengan dasar pemikiran ini, maka unsur keteraturan atau keajegan yang merupakan dasar bagi suatu hukum itu juga bisa dikembangkan dalam sejarah, meskipun hukum sejarah itu sendiri juga harus dilihat sebagai sesuatu yang khas dalam arti bahwa itu berkaitan dengan sejenis keteraturan yang bisa diserap pada sejumlah kejadian atau peristiwa yang menunjukkan persamaan relatif, bukan kesamaan absolut (identik) seperti yang terjadi dalam gejala-gejala alam.
Dengan demikian maka “I’histoire se repete” (sejarah berulang) tidaklah sama sekali salah, sebab dalam banyak hal peristiwa sejarah dalam gambaran umumnya berulang juga, kendati tidak sama persis. Maka dari itu, terutama dalam aspek umumnya kita bisa belajar dari sejarah. Dari sini sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah pertanyaan, “apakah kita bisa belajar dari sejarah”? tetapi “apakah kita mau belajar dari sejarah”?
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan mengenai manfaat atau kegunaan sejarah sebagai berikut :
1. Fungsi edukatif
Fungsi edukatif atau pendidikan dalam berupa nilai pendidikan yang diperoleh setelah seseorang belajar dari peristiwa sejarah. Dari suatu peristiwa, seseorang dapat mengambil hikmah atau pelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupannya.
2. Fungsi rekreatif
Dalam fungsi rekreatif, sejarah dapat digunakan sebagai alat rekreasi atau hiburan. Orang yang belajar sejarah dapat merasakan kepuasan atau mendapatkan hiburan setelah mereka belajar atau mengunjungi obyek sejarah.
3. Fungsi instruktif
Dalam fungsi instruktif atau pengajaran, sejarah dapat digunakan sebagai bentuk pembelajaran atau pengajaran suatu aspek kehidupan kepada generasi berikutnya. Misal dengan mempelajari perang koalisi di Eropa pada abad XIX, maka orang dapat belajar atau meniru taktik dan strategi perang yang dilakukan Napoleon Bonaparte.
4. Fungsi inspiratif
Peristiwa pada masa lampau yang sangat membanggakan dan memiliki nilai kepahlawanan dapat mengilhami suatu masyarakat atau bangsa yang sedang memasuki taraf perjuangan hidupnya. Misal kejayaan masa lampau dapat mendorong tumbuhnya pergerakan kebangsaan Indonesia.
Adapun terkait dengan arti penting sejarah dalam kehidupan dewasa ini, dapat dikemukakan bahwa sejarah memiliki peran sebagai berikut :
1. Memberikan kesadaran waktu
Kesadaran waktu adalah kesadaran bahwa kehidupan dengan segala perubahan terus berjalan melewati waktu. Kesadaran ini dikenal sebagai kesadaran adanya gerak sejarah. Dengan memiliki kesadaran sejarah yang baik, seseorang atau masyarakat akan senantiasa berupaya mengukir sejarah kehidupannya dengan sebaik mungkin.
2. Memberikan teladan yang baik
Mempelajari sejarah kehidupan tokoh masyarakat, memberikan pelajaran yang baik bagi kita saat ini. Sikap dan perjuangan mereka dapat memberikan keteladanan yang baik, sehingga nama dan hasil perjuangannya patut dikenang hingga kini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa pahlawannya.
3. Memberikan pelajaran yang baik
Dengan mempelajari sejarah, seseorang/ bangsa akan bercermin atau melakukan penilaian baik peristiwa yang merupakan prestasi maupun kegagalan. Peristiwa di masa lampau, baik positif maupun negatif, dapat diambil hikmah agar kesalahan dan kekurangan yang pernah terjadi tidak terulang lagi.
4. Memperkokoh rasa kebangsaan/ nasionalisme
Suatu bangsa merupakan kelompok manusia yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak perbedaan. Proses terbentuknya bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau dan kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar di masa yang akan datang. Perjalanan panjang suatu bangsa dapat menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas dan mempertebal semangat kebangsaan.
5. Memberi ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa
Kepribadian dan identitas nasional suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan pengalaman sejarah bangsa itu sendiri. Setiap bangsa memiliki pengalaman sejarah yang berlainan, sehingga kepribadian suatu bangsa akan berlainan pula. Dengan mempelajari sejarah akan lebih memperjelas identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa. David Gordon menekankan bahwa sejarah merupakan pengalaman kolektif suatu bangsa pada masa lampau.
6. Sumber inspirasi
Pengetahuan dan cita-cita manusia pada masa lampau dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka menumbuhkan cita-cita masa depan. Travelyan menyatakan di dalam pendidikan dan usaha menumbuhkan cita-cita masa lampau meurpakan sumber ilham/ inspirasi yang penting.
7. Sarana rekreatif
Sejarah dalam bentuk kisah/ cerita sering menjadi sumber bacaan yang menarik, apalagi dikemas dengan gaya bagasa yang memikat. Karya sejarah dapat menghibur karena dapat menumbuhkan suasana hati yang menyenangkan.
http://sisiusus260.blogspot.com/2017/11/baru-saja-memecat-karyawannya-gara-gara.html
ReplyDeletehttp://sisiusus260.blogspot.com/2017/11/waspada-ini-3-bahaya-gunakan-kondom.html
http://sisiusus260.blogspot.com/2017/11/kocaknya-hukuman-warga-buat-3-pelaku.html
joint us :
* BBM: D1E0517C / 2B3F0E24
* WHATSAPP:+6282143134682
* LINE: PELANGIQQ
* WECHAT: pelangiqq