Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa Asia dan Afrika lainnya, pernah mengalami dijajah bangsa asing (baca Eropa). Pengalaman ini memiliki latar belakang dan proses yang hampir sama.
1. Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu kejadian politik dan ekonomi dari negara-negara imperialis dengan tujuan menambah logam mulia (emas dan perak) sebanyak mungkin sebagai standar dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kekuasaan dan kesejahteraan negara dan berusaha untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif. Untuk mencapai tujuan itu, negara/ pemerintah secara langsung turut serta dalam dunia usaha dan perdagangan dengan jalan memberikan hak istimewa dan perlindungan yang bersifat monopoli. Hal ini akan melahirkan aturan perdagangan tunggal (monopoli).
Merkantilisme mulai timbul di Eropa pada abad 15 dan dalam abad berikutnya berkembang bersamaan dengan penjelajahan samodra dan perampasan daerah seberang lautan (dipelopori Spanyol dan Portugis). Kegiatan perdagangan yang semula di laut Tengah berpindah ke samudra Atlantik. Sebagai konskuensinya melahirkan imperialisme kuno. Imperialisme kuno adalah ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan utama menguasai perdagangan secara monopoli guna mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Ciri imperialisme kuno adalah 3 G (Gold, Gospel dan Glory) atau kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan. Kawasan Asia Afrika dan Amerika Latin menjadi sasaran imperialisme bangsa Barat.
2. Revolusi industri dan kapitalisme
Revolusi industri adalah perubahan besar-besaran di bidang industri. Barang yang semula dikerjakan dengan tenaga manusia digantikan dengan tenaga mesin. Timbulnya revolusi industri disebabkan beberapa hal diantaranya: situasi politik negeri Inggris yang stabil, Inggris kaya akan bahan tambang, penemuan baru di bidang teknologi dan mesin, tersedianya modal besar dan bahan mentah. Revolusi industri yang pertama kali di Inggris membawa akibat luas dalam masyarakat.
a. Bidang ekonomi
1) Produksi barang menjadi berlipat ganda
2) Adanya penggunaan mesin,biaya produksi menjadi relatif kecil, harga barang lebih murah.
3) Diiringi dengan sarana transportasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berkembang menjadi produksi internasional.
b. Bidang sosial
1) Berlipatnya tenaga buruh dari pedesaa menjadikan upah buruh murah.
2) Timbulnya golongan baru dalam masyarakat, yaitu kapitalis (hidup mewah) dan buruh (hidup miskin)
3) Kesenjangan sosial yang mendalam (kapitalis dan buruh)
4) Makin menguatnya sifat individual
c. Bidang politik
1) Munculnya gerakan sosialis
2) Lahirnya imperialisme modern
3. Perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
Berkembangnya kolonialisme dan imperialisme dipengaruhi berbagai faktor. Imperialisme adalah paham yang menghendaki penguasaan atas wilayah bangsa dan negara lain untuk kepentingan negara induk. Imperialisme terdiri atas beberapa macam.
1. Berdasarkan waktu munculnya:
a. imperialisme kuno yaitu imperialisme yang berlangsung sebelum Revolusi Industri dengan tujuan mencapai kejayaan (glory), kekayaan (gold) dan gospel (menyebarkan agama), misal Portugis dan Spanyol.
b. imperialisme modern yaitu keinginan mencari daerah jajahan karena kepentingan ekonomi dan industri, misal Inggris.
2. Berdasarkan tujuan penguasaannya:
a. imperialisme politik yaitu upaya untuk menguasai seluruh kehidupan dari negara lain.
b. imperialisme ekonomi yaitu upaya untuk dapat menguasai perekonomian negara lain dengan cara menciptakan zona ekonomi.
c. imperialisme kebudayaan yaitu upaya untuk menguasai mentalitas dan jiwa negara lain.
d. imperialisme militer yaitu upaya untuk menguasai daerah dari negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan militer, misal politik air hangat Rusia, Lebensraum Jerman, Pan Amerika dari USA.
Adapun faktor yang mempengaruhi bangsa Portugis ke daerah kepulauan rempah-rempah adalah faktor ekonomi, agama dan petualangan (avonturir). Bangsa Eropa mulai menyusuri pantai barat Afrika, belok menyusuri pantai timur Afrika dan ke utara. Faktor petualangan mendorong keinginan untuk menjelajah lautan, tempat yang belum dikenal.
Perkembangan teknologi pelayaran dengan penemuan daerah baru berakibat bangsa Eropa memperluas ekspansinya. Portugis dan Spanyol merintis dengan tokoh Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama. Portugis mendirikan kantor dagang di Goa (India) dan diikuti bangsa Eropa yang lain, misal Spanyol, Inggris, Belanda.
Dalam akhir abad XVI dan awal abad XVII orang Inggris, Belanda, Denmark dan Perancis datang ke Indonesia. Mereka memiliki motif yang sama yaitu untuk menguasai monopoli perdagangan terutama rempah-rempah. Hal ini menimbulkan reaksi dari kerajaan di Indonesia. Motif kedatangan orang Belanda hampir sama dengan Portugis. Adapun motifnya yaitu ekonomi dan petualangan.
Untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda maka dibentuk kongsi Verenigde Oost indische Compagnie (VOC) pada 20 Maret 1602. VOC memiliki hak Octrooi yang memungkinkan VOC sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia dan daerah di luar negeri Belanda. Untuk mengurusi dagangnya, VOC mendirikan kantor dagang di berbagai daerah di Indonesia misal Banten, Gresik, Banda, Ternate.
Keinginan VOC untuk menguasai monopoli perdagangan menimbulkan reaksi perlawanan di berbagai daerah di Indonesia, misal Aceh, Malaka, Mataram, banten, Gowa, Banjar. Namun perlawanan tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan persenjataan dan teknologi yang tidak seimbang dan di kalangan kerajaan-kerajaan itu justru terjadi perpecahan atau perebutan kekuasaan.
Dengan siasat devide et impera, VOC berhasil menanamkan kekuasaan di kerajaan-kerajaan Indonesia, sehingga tujuan perdagangan makin berkembang dalam bidang politik. Wilayah kekuasaan yang sedemikian luas memerlukan penanganan yang lebih besar, namun VOC tidak mampu. Bahkan VOC mengalami kerugian pada akhir abad XVIII. Sehingga VOC dibubarkan dan segala sesuatunya diambil alih pemerintah Belanda. Sejak abad XIX, bangsa Indonesia mulai menghadapi politik kolonial Belanda. Hal ini juga menimbulkan reaksi perlawanan di daerah selama abad XIX.
Perkembangan teknologi industri membawa pengaruh besar terhadap imperialisme. Usaha untuk mencari ruang lingkup dan gerak bagi industri (bahan baku dan pemasaran produk) memunculkan bentuk imperialisme modern. Negara imperialis berlomba mengembangkan diri di bidang industri yang dimulai pada pertengahan abad 19. Banyak negara barat mencapai perkembangan pesat dan mulai mengalami kelebihan modal, misal Inggris, Perancis, Jerman dan sebagainya. Kondisi ini mendorong negara imperialis untuk mengubah pola imperialismenya dengan lebih menitikberatkan untuk bidang industri. Hal ini ditandai dimana pada masa berikutnya daerah jajahan baik Asia maupun Afrika akan menjadi obyek untuk menanamkan modal para kapitalis barat.
Perluasan kekuasaan tersebut berpengaruh terhadap perubahan struktur sosial masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang semula menjadi penguasa dan bebas melakukan pelayaran perdagangan di Indonesia, berubah menjadi daerah taklukan dan perdagangan dibatasi. Pelayaran perdagangan ditekan sedemikian rupa oleh Belanda agar tidak menghambat praktik monopoli yang dilakukan Belanda.
Adapun perluasan kolonial menimbulkan perubahan sebagai berikut:
1. Bidang politik
Makin intensifnya intervensi Belanda dalam masalah intern penguasa pribumi, menyebabkan kekuasaan Belanda makin besar. Kekuasaan penguasa pribumi makin berkurang. Penguasaan wilayah oleh Belanda menyebabkan penguasa pribumi kehilangan penghasilannya.
2. Bidang sosial ekonomi
Penguasa pribumi berfungsi sebagai alat pemerintah kolonial, penghasilan berkurang. Rakyat dibebani berbagai pajak dan aturan yang berat.
3. Bidang budaya
Kehidupan rakyat mulai terpengaruh budaya Barat, misal gaya hidup, cara berpakaian. Budaya kraton mulai berkurang pengaruhnya. Tradisi keagamaan rakyat mulai terancam. Muncul kegelisahan dan kebencian rakyat terhadap kolonial Belanda. Sehingga melahirkan berbagai perlawanan menentang kolonial Belanda.
No comments:
Post a Comment