Monday, February 6, 2017

Pembabakan Sejarah Masa Praaksara di Indonesia

Pada ribuan tahun yang lalu, kondisi alam Indonesia berbeda dibanding dengan masa sekarang. Memasuki kala pleistosen, secara umum kondisi alam sudah stabil, kecuali Indonesia bagian timur. Selama kala pleistosen berlangsung jaman es (Glasial), dimana es di kutub sering meluas. Hal ini berarti daratan di bumi mencapai wilayah yang paling luas. Jaman es terjadi empat kali yaitu Gunz, Mindel, Risz dan Wurm. Sedangkan jaman interglasial terjadi sebanyak tiga kali. Jaman interglasial merupakan jaman diantara dua jaman es, dimana es di kutub yang mencair menyebabkan sebagian besar permukaan bumi diliputi perairan.

Jaman es timbul karena suhu bumi tidak tetap. Suhu yang turun mendadak membawa akibat permukaan es meluas, sehingga bagian barat Indonesia bersatu dengan Asia. Sedangkan bagian timur bersatu dengan Australia. Sebaliknya jika suhu naik, es akan mencair yang berakibat daratan penghubung tenggelam dan terbentuk paparan Sahul dan paparan Sunda. Perubahan geografis ini akan mempengaruhi perkembangan flora dan fauna di wilayah Indonesia. Adapun perubahan bentuk kepulauan Indonesia disebabkan oleh gerakan pengangkatan, kegiatan gunung berapi dan turunnya permukaan air laut pada masa glasial.


Kepulauan Indonesia terletak di daerah tropis. Pada masa pleistosen, telah dikenal musim hujan dan kemarau. Musim hujan pertama berlangsung dan diikuti dengan terbentuknya hutan di daerah semenanjung Malaya, Kalimantan, Philipina dan Sulawesi Utara. Jullius Schuster menyelidiki lapisan bumi di trinil dan menemukan fosil tumbuhan. Dari fosil tersebut, ternyata ada yang masih hidup sampai sekarang di Jawa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada jaman pleistosen di Jawa memiliki temperatur 6 – 8 ° C lebih rendah dibanding masa sekarang.

Istilah proto sejarah atau sejarah awal sering digunakan dalam literatur lama yang berkaitan dengan periodisasi sejarah. Proto sejarah mencakup kurun waktu sejak adanya manusia sampai ditemukannya bukti tertulis. Penggunaan konsep pra sejarah menimbulkan kesan bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki sejarah. Padahal sejak adanya manusia, sejarah manusia sudah mulai berlangsung. Oleh karena itu, penggunaan konsep proto sejarah sebagai ganti konsep prasejarah dimaksudkan untuk menghindari kesan demikian.

Berdasarkan geologi yaitu ilmu yang mempelajari tarikh / lapisan kulit bumi, maka jaman sejarah awal dibedakan atas empat masa yaitu: 
1. Arkhaikum
Arkhaikum atau jaman tertua berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun. Jaman ini ditandai kondisi kulit bumi masih panas sekali, sehingga tidak ada kehidupan sedikitpun. Baru pada akhir jaman ini mulai nampak ada kehidupan yang sangat lamban perkembangannya.

2. Palaeozoikum (primer)
Palaeozoikum atau jaman hidup tua berlangsung selama kurang lebih 340 juta tahun. Kondisi bumi masih belum stabil, dimana iklim masih berubah-ubah dan curah hujan yang tinggi. Jaman ini ditandai dengan munculnya kehidupan yang dimulai dengan tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang dan lumut), makhluk hidup bersel satu, hewan kecil tidak bertulang belakang sampai jenis ikan dan permulaan amphibi dan reptil.

3. Mesozoikum (sekunder) 
Mesozoikum atau jaman kehidupan tengah berlangsung sekitar 140 juta tahun. Kondisi bumi   ditandai dengan iklim dan curah hujan yang mulai stabil, namun temperatur masih sering berubah. Perkembangan kehidupan makin pesat. Jumlah dan jenis ikan, amfibi dan reptil bertambah. Bahkan pada pertengahan jaman ini, jenis reptil mencapai bentuk yang sangat besar, misal dinosaurus panjangnya 12 meter, atlantosaurus lebih dari 30 meter. Juga ditemukan jenis brontosaurus dan peteranodon. Oleh karena itu jaman mesozoikum sering disebut jaman reptil. Pada masa ini juga mulai nampak jenis burung dan berbagai macam hewan mamalia tingkat rendah. 

4. Neozoikum (Kenozoikum)
Neozoikum atau jaman hidup baru berlangsung kurang lebih 60 juta tahun sampai sekarang. Keadaan bumi makin membaik dan perubahan iklim yang stabil memungkinkan berbagai jenis kehidupan dapat berkembang pesat. Binatang ukuran besar secara lambat laun berkurang dan hewan mamalia mulai berkembang pesat. Jaman neozoikum dibedakan atas :
a. Tersier
Jaman tersier sering disebut jaman ketiga yang ditandai dengan jenis hewan menyusui mengalami perkembangan pesat. Sebaliknya jenis reptil raksasa secara perlahan berkurang. Kehidupan jenis primat mulai nampak yaitu kera dan kera manusia. Jaman tersier dapat dibedakan atas masa Palleosen, Eosen, Oligosen, Miosen dan Pliosen. Pada masa pliosen, 10 juta tahun yang lalu telah hidup hewan Gigantropus (kera manusia raksasa). Hewan ini ditemukan di bukit Siwalik, kaki Himalaya dan di dekat Simla (India Utara). Disamping itu hidup pula kera manusia dari selatan (Austrolopithecus) yang ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Di Indonesia, di daerah Kalimantan Barat ditemukan hewan vertebrata yaitu Anthracotereum dan Choeromeus (sejenis babi purba). Perkembangan ini berlangsung pada masa Eosen.

b. Kuarter
Kuarter atau jaman keempat merupakan jaman yang sangat penting dimana para ahli berpendapat bahwa jaman ini ditandai adanya manusia. Jaman ini dimulai sejak 600.000 tahun yang lalu dan dapat dibedakan atas :

1) dilluvium (jaman Pleistosen)
Jaman pleistosen berlangsung kira-kira 600.000 tahun. Selama jaman pleistosen, es dari kutub utara sering meluas sehingga menutupi daerah Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara (jaman glasial). Hal ini disebabkan ukuran panas bumi yang tidak tetap. Jika ukuran panas turun drastis, es mencapai bentangan yang sangat luas. Sebaliknya, jika ukuran panas naik, maka es mencair dan permukaan air laut naik (jaman interglasial). Perkembangan demikian di Indonesia akan memunculkan paparan Sunda dan paparan Sahul. Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Malaysia Barat bergabung dengan benua Asia. Kalimantan Utara, Philipina dan Formosa bergabung dengan benua Asia. Sedangkan Sulawesi yaitu Minahasa, Sangir, Philipina bergabung ke Asia. Antara Sulawesi dan Jawa Timur berhubungan melalui Nusa Tenggara. Pada jaman ini ditandai dengan munculnya kehidupan manusia sejarah awal.

Selain manusia, juga berkembang hewan berbulu tebal, misal gajah purba (mamouth). Hewan berbulu tipis mengadakan migrasi ke daerah tropis. Perpindahan ini menyebabkan hewan dengan ciri tertentu akan mengelompok di daerah tertentu. Garis Wallace merupakan garis yang membentang antara selat Makasar dan Lombok sebagai batas hewanberciri Asiatis dan Australis. Migrasi manusia awal juga berlangsung, dari Asia ke Indonesia sampai Australia. 

2) alluvium (jaman holosen)
Jaman holosen berlangsung sejak 20.000 tahun yang lalu sampai sekarang. Kondisi bumi ditandai dengan sebagian besar es di kutub mencair, sehingga permukaan laut naik. Dataran rendah sudah terisi air kembali dan berubah menjadi laut dangkal. Di Indonesia ditandai dengan terpisahnya Sumatra, Jawa dan Kalimantan dipisahkan laut dangkal (laut Jawa). Wilayah Indonesia berubah menjadi kepulauan. Di bagian barat terbentuk paparan Sunda dan daerah timur terbentuk paparan Sahul. Selama holosen, ditandai dengan munculnya nenek moyang manusia sekarang. Jenis manusianya sebangsa dengan kita yang dinamakan homo sapiens atau manusia yang cerdas.

Disarikan dari :
R. Soekmono. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid 1. Jogjakarta : Kanisius

No comments:

Post a Comment