Saturday, September 20, 2014

Tantangan Globalisasi terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa


Globalisasi berasal dari kata globe (bola dunia). Dengan demikian dapat diartikan sebagai suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi yang dapat memperlancar interaksi antar warga dunia. Oleh karena itu dalam era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara lain.



Sebagai suatu sistem atau tatanan hidup yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi, globalisasi memudahkan masuknya unsur asing ke Indonesia. Dengan demikian masyarakat Indonesia tidak mungkin untuk menghindari adanya pengaruh luar yang masuk.

Globalisasi yang berkembang pada saat ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dalam kehidupan ekonomi terjadi pergeseran masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Di samping itu juga ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logika rasional dan menghargai waktu. Unsur budaya asing masuk ke Indonesia dalam aspek teknologi informasi berakibat munculnya perilaku kekerasan dalam masyarakat, berkembangnya gaya hidup free seks dan makin maraknya pornografi dan pornoaksi.
Dengan demikian globalisasi memiliki kecenderungan :
1. budaya materiil, pada umumnya akan mudah diserap oleh masyarakat penerima.
2. budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat penerima.
       
Dalam kehidupan globalisasi nampak adanya pergeseran nilai dan norma dimana ukuran nilai dan norma menjadi lebih lunak. Globalisasi yang mulai meresap ke dalam masyarakat Indonesia khususnya, memiliki dampak besar bagi budaya bangsa :

1. Goncangan kebudayaan (cultural shock)
Goncangan kebudayaan adalah suatu kondisi ketika terjadi goncangan jiwa atau mental seseorang/ kelompok akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur budaya luar yang berbeda jauh dengan unsur budaya sendiri, yang datang secara tiba-tiba. Manusia atau masyarakat akan merasa tertekan, putus asa, bahkan tidak berdaya untuk keluar atau mengikuti perubahan. Jika hal ini berlanjut, maka akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Contoh seseorang secara tiba-tiba dikirim ke negara lain tanpa diberitahu sebelumnya, tidak mengetahui budaya masyarakatnya dan harus berangkat dalam waktu singkat. Bagaimana pendapat anda, jika mengalami hal tersebut ?

2. Kesenjangan kebudayaan (cultural lag)
Pada masyarakat yang mengalami perubahan, tidak semua unsur masyarakat dan budaya memiliki perubahan yang sama cepat. Biasanya budaya material lebih cepat berkembang dibanding budaya imaterial. Proses ini dapat menimbulkan krisis, ketegangan, konflik, dan sebagainya.

3. Globalisasi memperkaya unsur budaya Indonesia
Globalisasi yang membawa budaya asing yang baik dan lebih maju akan memperkaya budaya Indonesia (enrichment). Cara berpikir rasional, menghargai waktu, misalnya, dapat mengubah pola pikir masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia dapat menerima kritik dan saran demi kemajuan bangsa.

Adapun jati diri khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama ratusan tahun dan membedakan dengan bangsa lain adalah :
1. Religius yaitu mengedepankan agama.
2. Humanis yaitu jiwa kemanusiaan yang tinggi.
3. Naturalis yaitu apa adanya.
4. Terbuka yaitu membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi.
5. Demokratis yaitu musyawarah mufakat dan bebas mengeluarkan pendapat.
6. Integrasi dan harmoni.
7. Nasionalisme dan patriotisme yaitu cinta tanah air dan bangsa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dibawah ini dapat dikemukakan beberapa tantangan global terhadap jati diri bangsa Indonesia.

1. Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup, pandangan hidup serta bentuk kepribadian bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap negara berkeinginan untuk memantapkan jati diri dengan merumuskan secara jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini Pancasila telah memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia.

Dalam era globalisasi, terjadi penetrasi/ pengaruh kuat dari berbagai pandangan hidup, terutama dari negara yang lebih maju. Negara maju dalam konteks telah menikmati kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi lebih awal. Pengaruh terhadap pandangan hidup yang positif akan diterima sebagai upaya memperkaya jari diri bangsa. Namun demikian, pengaruh asing yang bertentangan dengan nilai luhur dalam Pancasila harus diwaspadai, misal kekerasan dan atheisme.

2. Pemakaian bahasa Indonesia
Bangsa Indonesia telah memiliki bahasa persatuan dan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan sejak lama. Sejalan dengan berkembangnya modernisasi dan globalisasi ternyata ikut mempengaruhi atau mengubah berbagai unsur bahasa Indonesia. Hal ini bisa dalam bentuk kosa kata, gaya bahasa dan struktur pembahasaan yang digunakan. Perkembangan demikian menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa Indonesia.    

3. Berkurangnya legitimasi agama
Adanya modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh terhadap kehidupan agama. Pengaruh ini nampak dari sekularisasi dalam keberagamaan dan individualisasi dalam hubungan sosial. Bangsa Indonesia yang bersifat religius sangat mengagungkan nilai dan norma sosial dari ajaran agama. Gencarnya modernisasi dan globalisasi telah mempengaruhi pola beragama dan penghayatan terhadap ajaran agama bangsa Indonesia.

4. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan
Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kebersamaan di dalam diri manusia. Hal ini nampak dari manusia yang suka merampas hak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya. Individualisme membentuk manusia hanya peduli pada diri sendiri dan kelompoknya dan apatis terhadap lingkungan sekitar.

Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan guna memenuhi kebutuhan pokok. Mereka tidak mampu berusaha karena tidak mampu mengelola sumber daya alam atau terkena bencana alam. Di sisi lain, terbentuk kelompok individu yang memupuk kekayaan pribadi dan menghabiskan dana sedemikian besar untuk mempertahankan kedudukannya. Hal ini merupakan dua kenyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan kelemahan dan kekacauan tatanan kemanusiaan dewasa ini.

5. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan
Modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan masyarakat yang makin kompleks. Makin derasnya arus globalisasi dan modernisasi berakibat kepribadian masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Corak budaya asing yang mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi dan sebagainya, masuk dan berkembang di Indonesia.

Untuk artikel sejarah, silakan kunjungi di www.penasejarah.com

No comments:

Post a Comment