Wednesday, April 30, 2014

Fungsi Dan Kegunaan Sejarah


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai bahwa orang baru menyadari peran penting pengetahuan sejarah setelah mereka mampu menduduki posisi penting dalam birokrasi pemerintahan. Juga orang yang telah mampu mencapai kesuksesan dalam perjalanan hidupnya dalam segala aspek kehidupan. Seorang birokrat akan menjadi figur yang unik dan cukup mengherankan jika ia tidak memahami sejarah perjalanan bangsanya. Ia akan mengalami kedulitan dalam mengatasi masalah sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Seorang duta besar akan mengalami kesulitan atau melakukan kesalahan diplomatik karena kurang memahami sejarah dan nilai yang berkembang di negara dimana ia bertugas.

Pertanyaan pokok yang sering dipertanyakan orang (termasuk anak didik) adalah “bisakah kita belajar dari sejarah?”. Pembicaraan tentang hal ini biasanya bertolak pertama-tama dari pertanyaan “apa arti masa lampau itu bagi manusia?”.  Berkaitan dengan pertanyaan ini pula, ahli sejarah G. J. Reiner pernah mengemukakan jawaban singkatnya, bahwa “tanpa pengalaman masa lalu kita tidak mungkin untuk membangun ide-ide tentang konsekuensi dari tindakan kita”. Jawaban Reiner tersebut bisa dianggap sebagai cerminan bagi hubungan manusia dengan masa lampau tersebut. Tetapi ini pun tidak cukup memberikan kepuasan banyak orang termasuk peserta didik, terutama jika dikaitkan dengan fakta bahwa suatu peristiwa sejarah lebih bersifat kondisional.

Atas jalan pemikiran terakhir ini kita mungkin menjadi ragu akan peranan atau sumbangsih masa lalu bagi manusia, atau lebih tegas lagi kita jadi ragu akan guna dari sejarah itu, kalau tiap peristiwa tertentu itu hanya terjadi sekali, sehingga setiap kali kita akan menghadapi peristiwa yang berbeda. Persoalan tersebut akan berlanjut dengan pertanyaan lainnya adakah hukum-hukum tertentu dalam sejarah, sebagaimana hukum-hukum yang terdapat dalam ilmu ekonomi misalnya. Karena tanpa adanya hukum-hukum tertentu dalam sejarah maka sulit dibayangkan kita akan bisa belajar dari sejarah, sebab tidak ada yang bisa dijadikan pegangan untuk memperhitungkan kemungkinan di waktu yang akan datang.

Dengan berpegang pada konsep-konsep peristiwa yang unik (salah satu sifat sejarah adalah unik) dan peristiwa massal beberapa sejarawan menyatakan bahwa disamping peristiwa khusus yang menjadi perhatian utama sejarawan, masih diakui adanya unsur-unsur generalisasi (keumuman) dalam sejarah seperti ilmu-ilmu lainnya, meski generalisasi itu bersifat khas sejarah. Dengan dasar pemikiran ini, maka unsur keteraturan atau keajegan yang merupakan dasar bagi suatu hukum itu juga bisa dikembangkan dalam sejarah, meskipun hukum sejarah itu sendiri juga harus dilihat sebagai sesuatu yang khas dalam arti bahwa itu berkaitan dengan sejenis keteraturan yang bisa diserap pada sejumlah kejadian atau peristiwa yang menunjukkan persamaan relatif, bukan kesamaan absolut (identik) seperti yang terjadi dalam gejala-gejala alam.

Dengan demikian maka “I’histoire se repete” (sejarah berulang) tidaklah sama sekali salah, sebab dalam banyak hal peristiwa sejarah dalam gambaran umumnya berulang juga, kendati tidak sama persis. Maka dari itu, terutama dalam aspek umumnya kita bisa belajar dari sejarah. Dari sini sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah pertanyaan, “apakah kita bisa belajar dari sejarah”? tetapi “apakah kita mau belajar dari sejarah”?

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan mengenai manfaat atau kegunaan sejarah sebagai berikut :
1. Fungsi edukatifFungsi edukatif atau pendidikan dalam berupa nilai pendidikan yang diperoleh setelah seseorang belajar dari peristiwa sejarah. Dari suatu peristiwa, seseorang dapat mengambil hikmah atau pelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupannya.

2. Fungsi rekreatifDalam fungsi rekreatif, sejarah dapat digunakan sebagai alat rekreasi atau hiburan. Orang yang belajar sejarah dapat merasakan kepuasan atau mendapatkan hiburan setelah mereka belajar atau mengunjungi obyek sejarah.

3. Fungsi instruktifDalam fungsi instruktif atau pengajaran, sejarah dapat digunakan sebagai bentuk pembelajaran atau pengajaran suatu aspek kehidupan kepada generasi berikutnya. Misal dengan mempelajari perang koalisi di Eropa pada abad XIX, maka orang dapat belajar atau meniru taktik dan strategi perang yang dilakukan Napoleon Bonaparte.

4. Fungsi inspiratifPeristiwa pada masa lampau yang sangat membanggakan dan memiliki nilai kepahlawanan dapat mengilhami suatu masyarakat atau bangsa yang sedang memasuki taraf perjuangan hidupnya. Misal kejayaan masa lampau dapat mendorong tumbuhnya pergerakan kebangsaan Indonesia.

Demikian, semoga bermanfaat bagi anda.

Bagaimana Proses Masuknya Kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia ?


Apabila kita mempelajari perkembangan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia, timbul pertanyaan, bagaimana proses masuknya kebudayaan India (Hindu Budha) ke Indonesia. Perkembangan hal ini memiliki sejarah yang sangat panjang.

Memasuki abad Masehi, antara Indonesia dengan India sudah terjalin hubungan terutama dalam perdagangan. Setelah jalur perdagangan India dengan Cina lewat laut (tidak lagi melewati jalan darat), maka selat Malaka merupakan alternatif terdekat yang dilalui pedagang. Dalam hubungan tersebut masuk dan berkembang pula agama dan budaya India di Indonesia.

Peristiwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada abad pertama Masehi membawa pengaruh yang sangat penting. Peristiwa tersebut menandai berakhirnya jaman prasejarah Indonesia dan memasuki jaman sejarah serta membawa perubahan dalam susunan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang di Indonesia.
 
Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, sering disebut penghinduan. Pada dasarnya istilah ini sebenarnya kurang tepat, karena disamping agama Hindu, masuk pula agama Budha. Proses ini terjadi didahului adanya hubungan Indonesia dengan India, sebagai akibat perubahan jalur perdagangan dari jalur tengah (sutera) berganti ke jalur pelayaran (rempah-rempah. Hal ini didasarkan bukti peninggalan arca dan prasasti di Indonesia. Sedangkan di India terdapat karya sastra, diantaranya kitab Jataka, Ramayana dan Raghuwamsa. Kitab Jataka berisi kisah perjalanan Budha yang menjumpai Swarnabhumi. Kitab Ramayana terdapat istilah Jawadwipa dan Swarnabhumi. Kitab Raghuwamsa karya Kalisada tentang perdagangan India yang menyebutkan Dwipantara sebagai asal bahan perdagangan cengkih atau lavanka.

Mengenai hipotesis/ teori masuknya pengaruh Hindu – Buddha di Indonesia, para ahli berpendapat yang berlainan, dimana secara garis besar dibedakan atas:

a. Teori Ksatria
Teori ini juga disebut teori prajurit atau kolonisasi yang dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK. Bosch menggunakan istilah hipotesa ksatria. Menurut teori ini, peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah ksatria. Hal ini disebabkan di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru.

Hipotesis ksatria banyak mengandung kelemahan yaitu tidak adanya bukti kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum ksatria dalam struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem kasta, bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para pelarian mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru.

b. Teori Waisya
Teori ini dikemukakan NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat; orang India tiba ke Asia tenggara pada umumnya dan khususnya Indonesia karena berdagang. Pelayaran perdagangan saat itu masih tergantung sistem angin muson. Sehingga pedagang India terpaksa tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti bergantinya arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk setempat. Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan pengaruh India. Tampaknya teori ini mengambil perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Teori ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda. Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang memahami kitab Weda.

c. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters yang berpendapat bahwa orang yang ahli agama Hindu adalah brahmana. Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja).

Teori ini tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Prasasti yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka.

d. Teori Arus Balik/ Nasional
Teori arus balik atau disebut teori nasional ini muncul dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir adalah hubungan antara dunia maritim dengan perdagangan. Hubungan dagang Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha. Orang- orang Indonesia yang tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan menuntut ilmu. Setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan agama Hindu- Budha dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama lebih cepat diterima bangsa Indonesia.

Berdasarkan beberapa teori tersebut, para ahli sejarah membuat dua bentuk kemungkinan tentang proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di Indonesia, yaitu :

a. Bangsa Indonesia bersifat pasif
Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia hanya sekedar menerima budaya dari India. Dengan demikian akan menimbulkan kesan bila telah terjadi penjajahan / kolonisasi yang dilakukan bangsa India baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Bangsa Indonesia bersifat aktif
Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia sendiri ikut aktif dalam membawa dan menyebarkan agama dan budaya Hindu Budha di nusantara. Salah satu cara yaitu mengundang para brahmana dari India untuk memperkenalkan agama dan budayanya di Indonesia.

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu, masuk dan berkembang pula agama Budha di Indonesia. Dalam penyebaran agama Budha, dikenal misi penyiaran agama yang disebut Dharmadhuta. Masuknya agama Budha diperkirakan pada abad 2 Masehi. Hal ini didukung adanya bukti penemuan arca Budha dari perunggu di daerah Sempaga (Sulsel) yang menggunakan langgam seni arca Amarawati (India selatan). Patung sejenis juga ditemukan di daerah Bukit Siguntang (Sumsel) yang memperlihatkan langgam seni arca Gandhara (India utara). Agama Budha yang berkembang di Indonesia sebagian besar beraliran Budha Mahayana. Perkembangan agama Budha mencapai masa puncak jaman kerajaan Sriwijaya.

Untuk mempelajari lebih lanjut silakan baca :
a. Ricklefs, MC. 1999. Sejarah Indonesia Modern. Dikmenum. Jogjakarta: Gadjah Mada University
b. Edhie Wurjantoro. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1. Jakarta: Depdikbud
c. R. Soekmono. 1984. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Jogjakarta: Kanisius
d. I Wayan Badrika. 2004. Sejarah SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial dan Bahasa. Jakarta: Erlangga
e. Matroji. 2007. Sejarah Nasional Kelas 2 Program IPS. Jakarta: Bumi Aksara
f. Machmoed Effendhie. 1999. Sejarah Budaya. Program Bahasa SMU. Dikmenum. Jakarta: Depdikbud

Demikian, sekedar coretan saya, semoga bermanfaat bagi anda.

Tuesday, April 29, 2014

Tema Hari Pendidikan Nasional 2014


Pada saat ini, segenap komunitas pendidikan dari semua jenjang berupaya menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2014. Peringatan ini, tidak sekedar acara seremonial yang berupa upacara bendera saja, namun juga dapat dijadikan momentum untuk meraih tujuan pendidikan Indonesia yang unggul. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam peringatan hari pendidikan nasional tahun ini.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional, namun Iebih merupakan sebuah momentum untuk makin memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa.

Dalam rangka memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa, serta mewujudkan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2014 sekaligus menginformasikan hasil kebijakan dan mengapresiasi pelaku pendidikan yang berprestasi, maka perlu dilaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2014.

Oleh karena itu, guna merealisasikan hal tersebut, upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional bisa menjadi suatu hal yang sangat mendasar bagi kita untuk dilaksanakan.

TUJUAN
Memperkuat komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya lstrategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa.
Mengkomunikasikan / mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan nasional.

SASARAN
Semua karyawan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta unit kerja di daerah, institusi pendidikan formal, serta para Pemangku Kepentingan Pendidikan Iainnya.

TEMA
Tema peringatan Hardiknas Tahun 2014 adalah
“PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN INDONESIA YANG UNGGUL”
PELAKSANAAN UPACARA
Kegiatan upacara bendera dilaksanakan oleh seluruh instansi / unit kerja di pusat, luar negeri, daerah, termasuk sekolah / madrasah baik di lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.

SUSUNAN ACARA
1. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara;
2. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;
3. Laporan Pemimpin Upacara;
4. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi Iagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama;
5. Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara;
6. Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara;
7. Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945;
8. Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (iika ada);
9. Penyematan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (jika ada);
10. Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara;
11. Menyanyikan Iagu perjuangan (Bagimu Negeri /Satu Nusa Satu Bangsa / Syukur);
12. Pembacaan Do'a;
13. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara;
14. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara;
15. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara;

Demikian, semoga dapat bermanfaat bagi anda. Terima kasih.

Friday, April 25, 2014

Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran Matematika 2014


Sekedar share, informasi lomba bagi pendidik mapel matematika jenjang SD_SMP_SMA_SMK, ada media/ even lomba media pembelajaran yang dikemas dalam kegiatan Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran Matematika 2014.

Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran Matematika merupakan wahana bagi guru
untuk berkarya dan berkreasi dalam pembelajaran matematika sekaligus memotivasi para pendidik agar selalu mengembangkan diri dengan karya-karya inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan bermuara pada peningkatan prestasi anak didik dibidang Matematika.

Tema
Pengembangan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dalam rangka implementasi Kurikulum 2013.

Tujuan
Menggali ide/gagasan dan implementasi inovasi media pembelajaran dalam penerapan Kurikulum 2013 khususnya untuk mata pelajaran matematika.

Meningkatkan apresiasi dan membuka wawasan serta pemahaman dalam pengembangan inovasi media pembelajaran

Peserta
Guru Kelas SD atau Guru Matematika SMP, SMA, SMK atau yang sederajat di Indonesia.
Satu peserta hanya diijinkan mengirimkan satu produk.

Tahapan Seleksi Lomba
1. Pengiriman Produk dan Seleksi Awal (paling lambat 30 September 2014)
2. Desk Evaluation Produk Inovasi (Oktober – November 2014)
3. Pengumuman 35 Peserta Workshop Penilaian Final : 15 November 2014
4. Workshop Penilaian Final ( 24 – 28 November 2014, tentative)

Hadiah/Penghargaan
1. Peserta yang masuk nominasi akan mendapatkan sertifikat penghargaan/surat keterangan sebagai bagian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru (bidang inovasi).
2. 5 (lima) orang nominator terbaik akan mendapatkan hadiah uang pembinaan @ Rp. 2.000.000,-

Untuk informasi lebih lanjut, silakan unduh di sini

Demikian informasi, semoga bermanfaat bagi anda. Terima kasih.

Sumber :
http://onip.p4tkmatematika.org/



Hajjah Rangkayo (HR) Rasuna Said




H.R. Rasuna Said dilahirkan pada tanggal 15 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dan wafat pada tanggal 2 November 1965 di Jakarta.
Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974.

Perjuangan untuk Kaum Wanita
Rasuna Said setelah menamatkan Sekolah Dasar melanjutkan belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu-satunya santri perempuan . Rasuna Said kemudian melanjutkan pendidikan di Diniyah School Putri di Padang Panjang dan bertemu dengan Rahmah El-Yunusiah.

Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum wanita, beliau sempat mengajar di Diniyah School Putri sebagai guru. Namun pada tahun 1930 Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum wanita tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah, tapi harus disertai perjuangan politik. Rasuna Said ingin memasukan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah Diniyah School Putri tapi ditolak.

Rasuna Said mendalami agama pada Haji Rasul atau Dr. H. Abdul Karim Amrullah yang mengajarkan pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berfikir yang nantinya banyak mempengaruhi padangan Rasuna Said.
Kontroversi poligami pernah ramai dan menjadi polemik di ranah Minang tahun 1930-an. Ini berakibat pada meningkatnya angka kawin cerai. Rasuna Said menganggap, kelakuan ini bagian dari pelecehan terhadap kaum wanita.

Perjuangan Politik Rasuna Said
Awal perjuangan politik Rasuna Said dimulai dengan beraktifitas di Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris cabang. Rasuna Said kemudian juga bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukit Tinggi pada tahun 1930. Rasuna Said juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dan kemudian mendirikan Sekolah Thawalib di Padang, dan memimpin Kursus Putri dan Normal Kursus di Bukit Tinggi

Rasuna Said sangat mahir dalam berpidato mengecam pemerintahan Belanda. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda. Rasuna Said sempat di tangkap bersama teman seperjuangannya Rasimah Ismail, dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.

Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikannya di Islamic College pimpinan K.H. Mochtar Jahja dan Dr. Kusuma Atmaja dan pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi majalah Raya.

Karena ruang gerak yang dibatasi Belanda Rasuna Said pindah ke Medan dan mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita Perguruan Putri dan juga menerbitkan majalah Menara Putri, yang khusus membahas seputar pentingnya peran wanita, kesetaraan antara pria wanita dan keislaman.
Pada masa pendudukan Jepang, Rasuna Said ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.

Rasuna Said setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, H.R. Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Rasuna Said duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat setelah Proklamasi Kemerdekaan, diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya.

Demikian, sekedar info profil tokoh perempuan Indonesia. Insya allah dalam kesempatan lain, akan saya uraikan tokoh perempuan yang lain. Ingat jargon sejarah " Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah ".

Sambutan Mendikbud dan Edaran Upacara Hardiknas 2014



Menjelang akhir bulan April, seluruh peserta didik kelas XII telah menyelesaikan ujian nasional, baik utama maupun susulan.
Bulan berikutnya, akan diperuntukkan peserta didik kelas IX jenjang SMP/ MTs dan sejenis.

Dalam bulan Mei, di lingkungan pendidikan di Indonesia menjumpai momen yang sangat bersejarah, terkait dengan perjalanan panjang pendidikan Indonesia. Hari Pendidikan Nasional 2014 akan diperingati di seluruh negeri dengan penuh khidmat, sederhana, tanpa mengurangi semangat untuk lebih mengembangkan pendidikan Indonesia.
Bagi anda yang berminat, silakan unduh dibawah ini.

Sambutan Mendikbud RI tentang Hardiknas 2014
Edaran Upacara Hardiknas 2014

Demikian, semoga bermanfaat bagi anda.

Wednesday, April 23, 2014

Ayo Ikut SBMPTN 2014


Pada saat ini, siswa dari jenjang SMA/ MA/ SMK telah selesai mengikuti UN 2014, mereka mulai disibukkan dengan persiapan untuk menembus jenjang pendidikan tinggi. Dalam kesempatan ini, saya mencoba mengulas bagaimana tahapan untuk mengikuti sbmptn 2014.

SBMPTN 2014 merupakan salah satu program pilihan bagi siswa SMA/ MA/ SMK untuk memasuki pendidikan tinggi (baca PTN). Dalam program ini dititikberatkan pada proses seleksi secara tertulis.

Ujian tertulis menggunakan soal ujian yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan validitas, reliabiltas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda yang memadai. Soal ujian tertulis SBMPTN dirancang untuk mengukur kemampuan dasar yang dapat memprediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi, yakni kemampuan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking), yang meliputi potensi akademik, penguasaan bidang studi dasar, bidang sains dan teknologi (saintek) dan/atau bidang sosial dan humaniora (soshum). Selain mengikuti ujian tertulis, peserta yang memilih program studi Ilmu Seni dan/atau Keolahragaan diwajibkan mengikuti ujian keterampilan.

Dalam pelaksanaan sbmptn pada tahun ini, perlu dipahami beberapa hal oleh peserta didik kelas XII atau lulusan tahun sebelumnya.

Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan secara online dan tata cara pendaftaran secara lengkap dapat dilihat pada laman http://pendaftaran.sbmptn.or.id.

Tatacara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh (download) dari laman http://download.sbmptn.or.id mulai tanggal 6 Mei 2014.

Pendaftaran online dibuka dari tanggal 12 Mei 2014 pukul 08.00 WIB sampai dengan 6 Juni 2014 pukul 22.00 WIB.

Pendaftaran online dapat juga dilakukan melalui Plasa Telkom dan PT Pos di seluruh Indonesia.

Seleksi sbmptn tahun 2014 dilakukan dengan ujian tulis dan ujian keterampilan.

1. Ujian Tertulis
Materi Ujian Tertulis terdiri dari:
a. Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA).
b. Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek) terdiri atas mata uji Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika.
c. Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora (TKD Soshum) terdiri atas mata uji Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.

2. Ujian Keterampilan
a. Ujian keterampilan diperuntukkan bagi peminat Program Studi bidang Ilmu Seni dan Keolahragaan.

b. Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Seni terdiri atas tes pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu seni.

c. Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Keolahragaan terdiri atas tes kesehatan dan kesegaran jasmani.

d. Ujian Keterampilan dapat diikuti di PTN terdekat yang memiliki program studi yang sesuai dengan pilihan peserta. Daftar PTN penyelenggara ujian keterampilan secara lengkap dapat dilihat di laman http://www.sbmptn.or.id.

Kelompok Ujian
Kelompok ujian SBMPTN terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Kelompok Ujian Saintek dengan materi ujian TKPA dan TKD Saintek
2. Kelompok Ujian Soshum dengan materi ujian TKPA dan TKD Soshum
3. Kelompok Ujian Campuran dengan materi ujian TKPA, TKD Saintek, dan TKD Soshum.

Setiap peserta dapat mengikuti kelompok ujian Saintek, Soshum, atau Campuran.

Kelompok Program Studi dan Jumlah Pilihan
1. Program Studi yang ada di PTN dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Saintek dan kelompok Soshum.

2. Peserta dapat memilih program studi sesuai dengan kelompok ujian yang diikuti, yaitu :
a. Kelompok ujian Saintek dapat memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi dari kelompok program studi Saintek,
b. Kelompok ujian Soshum dapat memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi dari kelompok program studi Soshum, dan
c. Kelompok ujian Campuran dapat memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi yang merupakan campuran dari kelompok Saintek dan kelompok Soshum.

3. Urutan dalam pemilihan program studi menyatakan prioritas pilihan.

4. Peserta ujian yang hanya memilih 1 (satu) program studi dapat memilih program studi di PTN manapun.

5. Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program studi atau lebih, salah satu pilihan program studi tersebut harus di PTN yang berada dalam satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan program studi yang lain dapat di PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian.

6. Daftar wilayah pendaftaran, program studi, daya tampung per PTN tahun 2014, dan jumlah peminat program studi per PTN tahun 2013 dapat dilihat di laman http://www.sbmptn.or.id mulai tanggal 14 Maret 2014.

Biaya Seleksi Ujian Tulis dan Keterampilan
1. Biaya seleksi ditanggung bersama oleh Pemerintah dan Peserta.
2. Biaya seleksi yang ditanggung oleh peserta sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) termasuk biaya ujian keterampilan.
3. Biaya seleksi dibayarkan ke Bank Mandiri. Jika dalam suatu daerah tidak ada kantor pelayanan Bank Mandiri, maka biaya seleksi dapat dibayarkan melalui Kantor Pos setempat atau ATM Bersama.
4. Biaya seleksi yang sudah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun.
   
Jadwal Ujian Tertulis
Selasa / 17 Juni 2014 :
Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA)
Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek)
Tes Kemampuan Dasar Soshum (TKD Soshum)

Jadwal Ujian Keterampilan
Ujian Keterampilan dilaksanakan pada hari Rabu dan/atau Kamis, tanggal 18 dan/atau 19 Juni 2014

Pengumuman Hasil Ujian
Hasil ujian akan diumumkan pada hari Rabu, 16 Juli 2014 mulai pukul 17.00 WIB dan dapat diakses di laman http://www.sbmptn.or.id.

Peserta Pelamar Program Bidikmisi 2014
1. Calon peserta penerima Bidikmisi terlebih dahulu harus mempelajari prosedur pendaftaran program Bidikmisi melalui laman http://bidikmisi.dikti.go.id.

2. Calon peserta penerima Bidikmisi terlebih dahulu harus mendaftar ke laman http://bidikmisi.dikti.go.id.

3. Calon peserta penerima Bidikmisi yang dinyatakan memenuhi persyaratan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memperoleh Kode Akses Pendaftaran (KAP) dan Personal Indentification Number (PIN) untuk mendaftar SBMPTN melalui laman http://pendaftaran.sbmptn.or.id, tanpa harus membayar biaya ujian.

4. Calon peserta penerima Bidikmisi yang dinyatakan tidak diterima melalui SNMPTN, dapat menggunakan KAP dan PIN yang dimiliki untuk mendaftar SBMPTN tanpa harus membayar biaya seleksi.

5. Calon peserta penerima Bidikmisi yang telah dinyatakan lulus melalui SNMPTN dan berkeinginan untuk mendaftar SBMPTN, maka PIN yang telah diperoleh dinyatakan tidak berlaku dan yang bersangkutan harus membayar biaya seleksi dengan menggunakan KAP yang telah diperoleh sebelumnya.

Syarifah Nawawi, Tokoh Emansipasi Perempuan Indonesia



Dalam bulan April, seluruh warga negara Indonesia teringat akan emansipasi perempuan. Tokoh yang telah banyak dikenal adalah RA. Kartini. Berbagai kegiatan seremonial untuk memperingati hari Kartini, diadakan di berbagai kantor dan even. Namun demikian, masih banyak di luar sana, tokoh perempuan Indonesia yang memiliki andil yang tidak sedikit. Meskipun demikian, informasi perjalanan hidup mereka jarang diketahui kita, utamanya generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, saya mencoba menshare tulisan perjalan hidup tokoh perempuan.

Syarifah Nawawi (lahir di Bukittinggi, 1896 - meninggal di Jakarta, 17 April 1988 pada umur 91 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan dan pejuang Indonesia. Syarifah adalah anak dari pasangan Nawawi Soetan Makmoer, seorang guru terkenal di Sekolah Raja (Kweekschool) Bukittinggi dengan seorang wanita yang bernama Chatimah. Syarifah adalah anak keempat dan putri ketiga dari 9 bersaudara.

Sewaktu berlibur ke Cianjur, oleh temannya, Syarifah diperkenalkan kepada seorang bangsawan Sunda, Wiranatakoesoema, yang dikemudian hari jadi suaminya. Mereka menikah pada bulan Mei 1916. Namun rumah tangga mereka tidak berlangsung lama, pada tanggal 17 April 1924, Wiranatakoesoema menceraikan Syarifah melalui telegram ketika Syarifah dan anak-anaknya sedang berlibur di Bukittinggi. Atas keputusan Wiranatakoesoema itu, iapun mendapat banyak kecaman di koran Belanda maupun koran pribumi, termasuk kecaman dari H. Agus Salim.

Dalam masa pernikahan yang pendek itu mereka dikaruniai 3 orang anak yaitu Am, Nelly dan Minarsih. Minarsih, anak bungsu Syarifah dikemudian hari dikenal sebagai Mien Soedarpo menikah dengan Soedarpo Sastrosatomo, seorang pejuang kemerdekaan dan menjadi pengusaha besar setelah Indonesia merdeka. Soedarpo mendirikan perusahaan pelayaran yang kemudian hari menjadi besar dengan nama Samudera Lines. Sepanjang tahun 1924-1937 Syarifah dan anak-anaknya tinggal di Bukittinggi. Ia memimpin sekolah De Meisjes Vervolg School (Sekolah Lanjutan untuk Anak Perempuan) sebagai kepala sekolah di kota itu.
Setelah kedua orangtuanya meninggal, pada tahun 1937 Syarifah kembali ke Batavia. Ia menyekolahkan anak-anaknya di Koning Willem III School Batavia. Aktivitasnyapun berlanjut dengan memimpin Sekolah Kemajuan Istri di Meester Cornelis.
Ia mengundurkan diri dari sekolah tersebut sewaktu Jepang masuk dan menguasai Indonesia. Namun ia tetap berjuang memajukan pendidikan wanita dan anak-anak dan masuk ke Fujinkai, suatu organisasi wanita binaan Jepang.

Pada tanggal 11 Juli 1955 ia bersama teman-temannya mendirikan Yayasan Panti Wanita Trisula PERWARI. PERWARI adalah sebuah organisasi wanita pejuang Indonesia yang didirikan pada tahun 1945. Syarifah tak pernah berhenti mengabdi pada masyarakat melalui pendidikan dan memberikan pengajaran kepada anak-anak perempuan serta wanita muda yang tidak mampu, bahkan ia merelakan rumahnya dijadikan tempat sekolah.

Pengabdian Syarifah Nawawi untuk pendidikan dan pencerdasan wanita di Indonesia tentu akan selalu dikenang oleh bangsanya. Ia menerima piagam penghargaan atas sumbangsihnya yang tulus dan tak kenal lelah demi terangkatnya anak-anak perempuan miskin ke derajat yang lebih tinggi. Sampai sekarang potret wajahnya masih tergantung di gedung Panti Trisula Perwari sebagai pengakuan atas pengabdian dan sumbangsihnya yang tulus itu.
Syarifah Nawawi, pejuang pendidikan itu telah meninggal di Jakarta pada tanggal 17 April 1988 dalam usia 91 tahun.